Site icon PinterPolitik.com

Djarot, ‘Dalang Penghancur’ Anies?

Anies ‘Keruk' Uang Warga

Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta. (Foto: PojokSatu)

“Orang yang punya waktu untuk ikut ribut dengan masalah orang lain, sebenarnya sedang menghindari keharusan mengurusi masalah diri sendiri.”


PinterPolitik.com

[dropcap]R[/dropcap]iuh rendah anggaran siluman untuk pengadaan lift atau elevator di Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta, ternyata baru diketahui penyebabnya.

Selain anggarannya fantastis sekitar Rp 750 juta, Rumah Dinas yang hanya dua lantai pun menjadi sorotan masyarakat. Perlukah lift untuk rumah dua lantai? Weleeeeh weleeeh.

Berhubung masalahnya ada di Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta, masyarakat tentu ‘menyerang’ Anies Baswedan. Hey Gubernur, masa satu lift aja pake anggaran Rp 750 juta. Sehaaaattttt????

Ini gimana sih, gimana deh, gimana dong, gimana loh, inilah itulah blablablabla. Wajarkah bila masyarakat marah kalau pemimpinnya boros kayak gini? Wajar! Wajar apa? Wajar dikritik.

Kekesalan masyarakat wajar, karena jangan sampai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menghambur-hamburkan anggaran untuk sesuatu yang tak perlu. Masih ingat dengan permasalahan renovasi kolam ikan?

Ah, syudaaaahlah. Mungkin harus belajar dulu caranya kali ya, weleeeeh weeleeeeh.

Jangan mentang-mentang anggaran puluhan triliun jadi maen buang – buang aja seenaknya, tetaplah harus efektif dan efisien. Masa disuruh ngurus anggaran aja susahnya kebangetan, weleeeeh weleeeh.

Ratusan juta rupiah untuk sesuatu yang tak terasa penting. Mubazir!

Clingak, clinguk. Anies pun kebingungan, ini sebenernya ada apaan sih, kok masyarakat malah marah – marah ya. Sebagai penghuni baru Rumah Dinas Gubernur, Anies kebingungan dengan ramainya pembicaraan tentang lift.

Bukan cuma Anies yang bingung, sebagai pengawas seluk beluk Pemprov DKI Jakarta, DPRD DKI Jakarta pun sama saja. Hmmm, masa pengawas ga tau apa-apa sih.

Selama ini mengawasi apa saja kerjaannya, weleeeeh weleeeh. Soal anggaran siluman aja malah kebingungan. Weeewww.

Coba bayangkan saja, Gubernurnya aja bingung, terus DPRD DKI-nya juga bingung, lah wajarlah kalau masyarakatnya jadi ngamuk karena pemimpin dan wakil rakyatnya ga pada cakap.

Gimana mau jadi problem solver, ini sih tahu masalahnya aja engga. Gimana mau selesaikan. Waaaddeeezzziiggggg.

Tapi pasti ada penyebabnya nih, masa tiba-tiba muncul. Mau simsalabim emang? Weleeeeh weleeeh.

Hmmm, ternyata adanya anggaran Rp 750 juta itu digagas dari zaman Djarot Saiful Hidayat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Hadeuuuh, Djarot lagi, Djarot lagi. Kasih warisan ke penggantinya masa beginian? Weleeeh weleeeh. (Z19)

Exit mobile version