“Hidup kita, panggung kita, jangan orang lain yang mengaturnya.”
PinterPolitik.com
[dropcap]D[/dropcap]jarot Saiful Hidayat, si politikus nomaden ini hijrah dari Blitar menuju DKI Jakarta untuk memenuhi tugas dan mendapat tiket langsung menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Tanpa perjuangan langsung duduk disinggasana Wakil Gubernur. Weleeeh weeleeeeh enak sekali wkwk
Katanya sih, sudah dua periode Djarot memimpin Blitar. Mungkin itu yang jadi pertimbangan. Kayanya begitu sih. Iya iya iya.
Tapi sayang sekali, saat terjun bertarung di Pilgub DKI akhirnya Djarot harus mau tak mau menelan pil pahit karena kalah di putaran kedua Pilgub DKI Jakarta. Tuhkan, hoki sama beruntung aja. Buktinya kalau tarung kalah kan? Weleeeh weleeeh
Apa Djarot selalu bergantung sama Mama, jadi ga bisa dilepas sedikit pun? Mungkin saja.
Kalau cuma ditunjuk sih semua orang juga bisa, tapi kalau menang karena berjuang baru sangat susah wkwkwk.
Apa Djarot mau jadi perantau lagi untuk mencoba lahan baru mencari peruntungan? Kemarin sempat ke Kalimantan, dan kini Djarot akan merantau ke Sumatera Utara. Hmmm, maunya kemana sih?
Namanya juga usaha, mau untung atau buntung ketahuannya saat sudah dilewati dulu. Weleeeh weleeeh.
Djarot ke Kalimantan sih ga ada tantangannya, karena ada jabatan yang ga usah capek – capek lagi. Ditunjuk sih soalnya, wkwkwk, coba kalau di Sumatera Utara. Hmmm ga laku kali ah wkwkwk.
Bisakah Djarot lepas dari tangan Mama agar bisa terpilih jadi pemimpin di Sumatera Utara?
Kan, Djarot mau jadi nomaden itu kalau ada tawaran jabatan kan? Weleeeeh weleeeh Tapi ini harus bertarung loh.
Makanya Djarot perlu mikir-mikir dulu yang bener, masa mau mengulangi kekalahan yang sama kayak di Jakarta. Weleeeeh weleeeh
Sumatera Utara menjadi penentuan, apakah Djarot akan mengalami kekalahan kembali atau menjadi masa kebangkitan Djarot?
Tapi kalau berandai-andai, kayanya sih, Djarot lebih suka cari aman ya. Baru kayaknya sih, kan belum tau juga Djarot bertarung atau engganya di Sumatera Utara. Weleeeh weleeeh (Z19)