Site icon PinterPolitik.com

Dirut Baru Garuda Fokus Atasi Utang Perusahaan

Dirut Baru Garuda Fokus Atasi Utang Perusahaan

Dirut Baru Garuda Fokus Atasi Utang Perusahaan (Foto: pasarmodal)

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menegaskan dirinya akan fokus  pada persoalan utang  yang ada pada perusahaan yang baru dipimpinnya itu. Saat ini pihaknya sudah membicarakan solusi untuk mengatasi utang di perusahaan penerbangan  pelat merah tersebut.


PinterPolitik.com

“Jadi ada beberapa alternatif yang coba kita lihat. Memang utang jatuh tempo sebentar lagi. Jadi kita lakukan upaya-upaya untuk negosiasi dan cari utang baru,” kata Irfan di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jumat (24/1).

Meskipun mencari utang baru, Irfan menegaskan Garuda tetap akan mengupayakan perusahaan harus tetap profit. Tentunya pengurangan utang akan terjadi jika perusahaan tetap profit. “Karena kalau tidak profit, utang meningkat. Itu jadi perhatian kita,” ungkap Irfan.

Selain itu menurut Irfan, pihkanya juga akan melakukan negosiasi dengan pabrik dan juga pihak yang menyewakan pesawat untuk operasional Garuda.  Jika melihat struktur biaya, pengeluaran terbesar adalah biaya sewa pesawat selain untuk avtur.

Irfan menambahkan upaya pelunasan utang ini, tidak akan berdampak pada operasional maupun pelayananan Garuda, terlebih lagi ada unsur keselamatan penerbangan. Menurutnya negosiasi yang akan dilakukan memiliki banyak piliiihan, namun harus disesuaikan dengan kondisi pasar.

“Kami sangat fokus membangun tim yang kuat. Kalau perlu hire konsultan dan negosiater untuk memastikan dapat harga yang bagus untuk menekan biaya,” ungkap Irfan.

Jika dimungkinkan  biaya untuk sewa pesawat akan ditekan, lalu mendapatkan profit, dan membayar utang. Utang baru pun menurutnya bisa dilakukan untuk mendapatkan armada baru. “Inilah siklusnya. Tipikal maskapai kan memang berutang. Kita harus lalukan negosiasi,” paparnya.

Berdasarkan data laporan keuangan, total kewajiban termasuk utang Garuda per September 2019 naik menjadi 3,51 miliar dolar AS. Sebelumnya, pada Desember 2018 hanya sebesar 3,44 miliar dolar AS.

Sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (22/1), Garuda sudah membatalkan rencana menerbitkan instrumen surat utang. Tadinya, Garuda akan menerbitkan sukuk senilai 900 juta dolar AS. (R58)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Exit mobile version