Site icon PinterPolitik.com

Dirintis Hunian Tetap Suku Anak Dalam

Foto: antara

Lahan tempat pembangunan rumah disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun. Rumah dibangun Kementerian Sosial dan dilengkapi isinya. Kementerian Sosial menganggarkan Rp 36 juta untuk membangun setiap unit rumah.


pinterpolitik.com

JAKARTA – Kementerian Sosial merintis pembangunan permukiman bagi warga Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi. Sebanyak 23  rumah, yang dibangun di Desa Pulau Lintang, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun, diresmikan oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Minggu (19/2/2017).

Warga Suku Anak Dalam dikenal nomaden atau hidup berpindah-pindah untuk bertahan hidup. Menurut Mensos, bukan hal yang mudah membujuk mereka untuk nenetap di satu tempat.

Khofifah mengatakan, dibutuhkan  ketelatenan dan kesabaran saat mendekati guna mengajak mereka supaya tidak hidup nomaden. Setelah pendekatan hampir dua tahun, akhirnya mereka mau menetap.

Ia mengatakan, pemberian rumah ini agar warga Suku Anak Dalam lebih sejahtera dan mandiri, baik dari aspek kehidupan maupun penghidupan, sehingga mereka mampu menanggapi perubahan sosial.

Lahan tempat pembangunan rumah disediakan Pemerintah Kabupaten Sarolangun. Rumah dibangun Kemensos dan dilengkapi isinya. Kemensos menganggarkan Rp 36 juta untuk membangun setiap unit rumah.

Untuk perabotan berupa kasur, bantal, dan selimut dianggarakan Rp 3 juta per kepala keluarga. Dana itu seluruhnya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Mensos juga memberikan bantuan paket anak sekolah dasar, serta sembako dan sandang, kepada 21  anak senilai Rp 200.000  per anak. Total bantuan senilai Rp 901,2 juta.

Terkait dengan itu, Kemensos memperhatikan administrasi kependudukan, kesehatan, pendidikan, kehidupan beragama, penyediaan akses kesempatan kerja, ketahanan pangan, penyediaan akses lahan, advokasi sosial, lingkungan hidup, dan pelayanan sosial.

Khofifah mendorong semua pihak, khususnya masyarakat terdekat, untuk memberikan dukungan terhadap tumbuh-kembang serta pendidikan  anak-anak Suku Anak Dalam. Ia pun menjanjikan Program Keluarga Harapan, Beras Sejahtera, Bansos Lansia, dan Bansos Disabilitas.

Khofifah berharap keputusan 23 kepala keluarga untuk menetap bisa diikuti warga Suku Anak Dalam lainnya. Dengan demikian, pengentasan kemiskinan yang dilakukan pemerintah bisa berjalan efektif dan komprehensif.

“Setelah ini, mereka akan tetap didampingi hingga dua tahun ke depan,” kata Mensos.

 

Disambut Anak-anak

Sebelumnya, Indar Parawansa menangis ketika disambut anak-anak Warga Suku Anak Dalam dengan lagu “Indonesia Raya” dan “Indonesia Pusaka”. Ia mengaku tersentuh karena dengan kondisi ekonomi rendah dan keterbatasan akses, anak-anak tersebut bisa fasih menyanyikan kedua lagu nasional itu.

Khofifah kemudian menguji anak-anak Suku Anak Dalam mengenai Pancasila. Anak-anak berebut mengacungkan tangannya. Khofifah terkejut ketika mengetahui semua anak berusia sekitar lima tahun mampu mengucapkan  Pancasila dengan baik. Tidak satu pun sila yang terlewat atau tak berurutan.

Anak-anak tersebut diajari oleh sejumlah relawan yang rajin datang ke hutan tempat Suku Anak Dalam. Para relawan itu mengajar meski tanpa prasarana dan sarana yang memadai.

Khofifah mengatakan, anak-anak warga Suku Anak Dalam memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang baik dan menunjang mereka meraih cita-cita. Salah satu kendala yang menyebabkan mereka tidak memperoleh pendidikan adalah tradisi berpindah-pindah.

Oleh karena itu, Kemensos membangun hunian tetap sebanyak 23 unit untuk warga Suku Anak Dalam di Desa Pulau Lintang. Hunian tersebut merupakan langkah awal Kemensos meningkatkan kesejahteraan warga. (Kps/E19)

Exit mobile version