“Alangkah beruntungnya penguasa bila rakyatnya tidak bisa berpikir.” ~Adolf Hitler
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]ergulatan pendapat soal kepemilikan tanah oleh segelintir orang kaya terus berlangsung di mana-mana. Setiap media pun tak bosan-bosannya memberitakan soal itu. Sampai di gang-gang sempit, orang-orang sambil ngopi, jemur pakaian, sampai main catur, pun ngomongin soal lahan. Hmmm…
Ya, kami para rakyat kecil mungkin baru disadarkan kembali soal kenyataan pahit ini. Di saat rakyat kecil banyak yang mengontrak atau bahkan menjadi gelandangan di kolong jembatan, ada segelintir manusia beruntung yang menguasai ribuan hektar tanah milik negara. Mereka bebas menggunakan sepenuh hati untuk usaha, mengambil keuntungan darinya. Sedangkan rakyat kecil, menggunakan tanah negara untuk sekadar tidur barang beberapa jam aja suka kena usir.
Terus ya, yang lebih gregetnya lagi, muncul infografik dan artikel di Koran Tempo soal kepemilikan lahan dari orang-orang yang selama ini mengelilingi petahana. Kejutannya adalah, nama Ketua Tim Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir masuk ke dalam nama-nama tersebut. Jadi gimana dong?
Gajah di pelupuk mata tak terlihat, amouba di sebrang jalan nampak jelas... Share on XTak berselang lama, ketua Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Erick Thohir meminta maaf atas pernyataan Jokowi soal kepemilikan 340 ribu hektare tanah di Kalimantan Timur dan Aceh, itu seandainya jika kubu oposisi tersinggung.
Kalau kata Erick, Jokowi sebenarnya hanya ingin memaparkan kebijakan pemerintah yang populis soal pembagian sertifikat tanah untuk rakyat kecil. Eh, ujung-ujungnya nyerempet ke kepemilikan lahan ya? Tak dinyana, ternyata Erick bersama sang kakak Garibaldi Thohir punya lahan yang jauh lebih luas dari punya Prabowo, 482.171 hektare. Wow, luar biasa…
Hmm, kira-kira kalau data kepemilikan lahan Bang Erick tidak terbuka di publik, Bang Erick bakal minta maaf nggak ya? Macam Sekjen TKN Hasto Kristianto, yang seperti tanpa beban bisa menyerang Prabowo dan Amien Rais soal kepemilikan lahan. Hehehe.
Aku sebagai wong cilik sih cuma bisa manggut-manggut nontonin perang pendapat kepemilikan lahan. Nggak bisa berbuat banyak. Toh, para taipan seperti Erick atau siapapun tetap bisa menguasai tanah dan air di negeri ini. Tapi, semoga taipan-taipan di sekeliling politisi seperti Erick, bisa jujur dengan data dan kepemilikan lahan mereka. Kalau gak, lalu untuk apa bongkar-bongkaran lahan di debat kedua kemarin? (F41)