HomeCelotehDi Balik Pencapresan Erick Thohir

Di Balik Pencapresan Erick Thohir

Tak ada hujan tak ada angin, Erick Thohir dideklarasikan sebagai capres untuk Pilpres 2024 oleh sekelompok orang yang menyebut diri Indonesia Milenial Fest alias IMF. Di waktu yang hampir bersamaan, ada petinggi Golkar yang mengatakan partainya bakal mengusung Menko Perekonomian Airlangga  Hartarto sebagai calon presiden pada 2024 mendatang. Hmmm, mencurigakan.


PinterPolitik.com

Isu pencapresan Menteri BUMN Erick Thohir ini emang menarik sih. Beritanya nggak muncul di media-media arus utama, tapi sudah lebih dari cukup untuk bikin perhatian publik teralih pada mantan Presiden Inter Milain itu.

Kalau dilihat dari kinerjanya selama hampir 5 bulan menjabat, Erick bisa dibilang menjadi salah satu menteri dengan penerimaan publik yang cukup baik. Berbagai survei memang menempatkan taipan media ini sebagai salah satu menteri Jokowi dengan kinerja yang paling diapresiasi publik.

Yoilah, lihat aja aksi doi ketika beresin petinggi-petinggi BUMN yang bermasalah. Dirut Garuda selundupin Harley, langsung cut. Eselon 1 Kementerian BUMN dianggap tidak maksimal dan jadi sarang penyelewengan, langsung cut.

Restrukturisasi anak cucu BUMN, in progress. Rombak petinggi Pertamina dan bank-bank BUMN, done. Dan masih banyak yang lainnya lagi.

Makanya, nggak heran IMF – bukan IMF yang suka ngutangin negara loh ya – sampai berani mendeklarasikan Erick buat nyapres di 2024.

Hmm, tapi curiga nggak sih, mengapa isu ini tiba-tiba muncul ke hadapan publik? Soal copras capres ini loh maksudnya. Apalagi udah muncul juga wacana dari Golkar yang bilang akan mendorong sang Ketua Umum sekaligus Menko Perkonomian, Airlangga Hartarto sebagai capres mewakili partai kuning itu.

Soalnya, dengan mendorong isu pencapresan kayak gini, kan perhatian publik bisa sedikit teralihkan. Beberapa waktu terakhir ini kan emang lagi ramai soal virus corona yang sampai dengan tulisan ini dibuat, sudah ada 27 orang yang positif tertular virus tersebut di Indonesia.

Makanya, nggak heran nih banyak yang menduga bahwa isu-isu heboh lain yang dilempar ke publik bisa jadi menjadi semacam pengalihan isu dari virus corona. Tujuannya agar masyarakat nggak panik cuy.

Ini sebenarnya sesuai dengan teori dalam komunikasi, yang disebut Hypodermic Needle Theory atau yang sering dikenal sebagai Magic Bullet. Teori ini berakar dari pandangan bahwa media massa punya peranan yang besar dalam membentuk opini publik. Akibatnya, masyarakat cenderung menerima begitu saja informasi yang dilemparkan oleh media massa.

Padahal, boleh jadi Magic Bullet itu ditembakkan untuk tujuan tertentu, katakanlah untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari isu tertentu.

Hmm, kan jadi makin curiga. Jangan-jangan isu ini emang sekedar dilemparkan buat mengalihkan kepanikan masyarakat. Yang penting sih jangan sampai bukan hanya dilemparkan untuk mencegah kepanikan semata, tapi juga untuk menutupi ketidakmampuan pemerintah menghadapi krisis corona ini.

Beh, kalau yang terakhir yang benar-benar terjadi, bisa bahaya cuy. Upss. (S13)

View this post on Instagram

Angka kekerasan terhadap #perempuan terus meningkat setiap tahun, baik itu kekerasan fisik maupun kekerasan seksual. Saat ini Indonesia bahkan telah ada dalam kondisi darurat kekerasan seksual menurut laporan dari #KomnasPerempuan. Nyatanya, ada persoalan ketidakseimbangan relasi kuasa antara perempuan dan laki-laki di #Indonesia yang menjadi salah satu akar persoalan ini. Ini juga terjadi akibat budaya dominasi laki-laki yang sangat kuat. ⠀ ⠀ Temukan selengkapnya di Talk Show: “Dominasi dan Legacy Male Power terhadap Wanita Indonesia, Kenapa? Dari Mana? Masih Perlu?”⠀ ⠀ Tiket dapat dibeli di: http://bit.ly/TalkShowPinterPolitik ⠀ #infografik #infografis #politik #politikindonesia #pinterpolitik #EventPinterPolitik #TalkShowPinterPolitik #komnasperempuan #rockygerung

A post shared by PinterPolitik.com (@pinterpolitik) on

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  The Ultimate Java War
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

The War of Java: Rambo vs Sambo?

Pertarungan antara Andika Perkasa melawan Ahmad Luthfi di Pilgub Jawa Tengah jadi panggung pertarungan besar para elite nasional.