HomeDuniaDemi Melawan Kebijakan Imigran Trump

Demi Melawan Kebijakan Imigran Trump

ACLU, yang didirikan 1920 di New York, sudah bertekad untuk melawan kebijakan larangan masuk sementara pengungsi dan pendatang dari tujuh negara, yang diberlakukan Presiden Trump, pekan lalu. Ketujuh negara itu, Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman.


pinterpolitik.com Sabtu, 4 Februari 2017

WASHINGTON DC – Berbagai kalangan memberikan bantuan kepada  organisasi Persatuan Kebebasan Sipil Amerika (American Civil Liberties Union/ACLU) untuk membiayai perjuangannya melawan kebijakan imigran Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Misalnya, karyawan perusahaan media sosial Twitter menyumbang lebih dari USD 1 juta  (sekitar Rp 13 miliar). Rinciannya, 1.000 karyawan Twitter menyumbang lebih dari USD 500.000 dan pimpinan eksekutif Jack Dorsey bersama CEO Omid Kordestani memberikan sumbangan dengan jumlah yang sama.

Tidak hanya itu, dalam surat elektronik yang disebarkan kepada karyawan, Konsul Jenderal Twitter, Vijaya Gadde, menulis, kerja kita masih jauh dari selesai. Dalam beberapa bulan mendatang kita akan melihat, kesibukan dalam gugatan hukum, tekanan perundangan, dan pernyataan publik.

“Namun, selama kebebasan sipil terancam, saya bangga bahwa sebagai individu kita berdiri untuk mempertahankan kebebasan dan memperhatikan orang lain,” kata Gadde.

ACLU, yang didirikan 1920 di New York, sudah bertekad untuk melawan kebijakan larangan masuk sementara pengungsi dan pendatang dari tujuh negara, yang diberlakukan Presiden Trump, pekan lalu. Ketujuh negara itu, Iran, Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah, dan Yaman.

Media melaporkan, dalam beberapa hari belakangan, ACLU, yang didukung ribuan relawan ahli hukum,  sudah menggalang dana mencapai USD 24 juta, sumbangan berbagai kalangan. Di antaranya,  perusahaan taksi, Lyft, mengatakan akan menyumbang USD 1 juta selama empat tahun ke depan.

Di luar itu, demi kepentingan imigran, perusahaan layanan berbagi pesan, Viber, menawarkan sambungan telepon internasional gratis ke tujuh negara yang menjadi sasaran kebijakan Trump.

Selain itu, sejumlah perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat, seperti dikutip oleh  Bloomberg, sedang menyiapkan surat terbuka kepada Presiden Trump, yang  mengungkapkan keprihatinan atas perintah eksekutif imigrasi yang dikeluarkannya dan menawarkan bantuan “untuk memperbaikinya”. (E19/Kps)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Anies Di-summon PKS!

Ahmad Syaikhu in a battle against Dedi be like, “I summon Anies Baswedan!”  #Anies #AniesBaswedan #PilkadaJawaBarat #AhmadSyaikhu #IlhamHabibie #PKS #pinterpolitik #infografis #politikindonesia #beritapolitik #beritapolitikterkini

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

More Stories

Infrastruktur Ala Jokowi

Presiden juga menjelaskan mengenai pembangunan tol. Mengapa dibangun?. Supaya nanti logistic cost, transportation cost bisa turun, karena lalu lintas sudah  bebas hambatan. Pada akhirnya,...

Banjir, Bencana Laten Ibukota

Menurut pengamat tata ruang, Yayat Supriatna, banjir di Jakarta disebabkan  semakin berkurangnya wilayah resapan air. Banyak bangunan yang menutup tempat resapan air, sehingga memaksa...

E-KTP, Dampaknya pada Politik

Wiranto mengatakan, kegaduhan pasti ada, hanya skalanya jangan sampai berlebihan, sehingga mengganggu aktivitas kita sebagai bangsa. Jangan juga mengganggu mekanisme kerja yang  sudah terjalin...