HomeCelotehDelusi Amien, Titisan Nabi Musa

Delusi Amien, Titisan Nabi Musa

“Saya ingin menafsirkan mengapa banyak tokoh agama, politik, sosial ingin mendekat dengan rezim penguasa. Dalam Alquran, mereka seperti para tukang sihir Fir`aun yang ingin mengalahkan Nabi Musa.” ~ Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais.


PinterPolitik.com

[dropcap]M[/dropcap]enurut kalian berat mana guys, kerja oposisi dibanding Pemerintah? Kalau Pemerintah kan tugasnya melakukan kewajiban pembangunan berkelanjutan demi kemajuan bangsa. Sedangkan oposisi mengawasi dan memastikan tugas Pemerintah dilaksanakan sesuai jalurnya dan gak melanggar ketentuan yang ada.

Masalahnya nih ya, PR negeri ini sangat banyak, tugas Pemerintah kan pasti berat tuh. Bayangin aja negeri ini menyisakan beban yang besar di masa lalu. Sebut aja birokrasi yang korup, mafia di berbagai sektor seperti anggaran, migas, perikanan dan perdagangan, serta ketimpangan ekonomi akibat terpeliharanya oligarki.

Ibarat jalan tol, permukaan aspal negara ini udah bolong-bolong gak ketolongan. Jadi, langkah awal yang perlu dilakukan sebelum mobil dapat mejau kencang di jalan tol, ya lintasannya harus diperbaiki dulu. Itulah yang sedang dikerjakan oleh Pemerintah sekarang, memperbaiki pondasi negeri ini agar kendaraan siap melaju kencang.

Terus di saat Pemerintah kerja keras seperti itu, apa kerja oposisi? Ya tetep mengkritik lah. Emang ada kerjaan lain mereka selain itu? Eike rasa gak ada deh. Jadi meski kinerja Pemerintahan negeri ini sempurna sekalipun, oposisi akan tetap punya amunisi untuk mengkritik segala macam kebijakan Pemerintah. Sampai kapan ya kira-kira?

Ya sampai akhirnya mereka gantian mendapatkan kekuasaan. Sa ea lau. Jadi ketika pihak oposisi melakukan kritikan, masyarakat jangan lantas menganggapnya sebagai suara rakyat. Misalnya aja seperti pernyataan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais yang mengkritik setiap orang yang di dekat Pemerintah sebagai tukang sihir zaman Firaun.

Baca juga :  Pedang Bermata Dua Anies?

Artinya, Presiden Jokowi Firaun dung? Wah, parah bet. Intinya sih Amien menyebutkan tokoh politik, agama, sosial yang mendukung Pemerintah bak penyihir yang didatangkan Firaun untuk mengalahkan Nabi Musa. Firaun pun memberikan iming-iming harta dan jabatan jika berhasil mengalahkan Nabi Musa untuk selamanya.

Gimana gak bikin keki, udah kerja segenap tenaga untuk negeri ini, eh si Amien sebagai pihak oposisi malah menuding Pimpinan negeri ini bak Firaun. Kan bikin KZL banget. Inget loh ya, oposisi akan berhenti melakukan kritikan jika ia mendapat giliran meraih kekuasaan. Dan jangan lupa, si Amien ini kebetulan lagi riweuh mau nyapres untuk Pilpres 2019 loh.

Jadi tudingan Amien ini gak bisa dianggap sebagai bentuk tausiah dari seorang ulama kepada umat loh ya. Tapi lebih mirip pernyataan politis seorang kandidat Calon Presiden dari Partai Amanat Nasional (PAN). Tunggu sebentar, by the way, anyway, busway, terus yang dianggap sebagai Nabi Musa dalam analogi cerita Amien ini siapa ya? Si Amien sendiri? Jiah, cape deh. (K16)

Assalamu`alaikum warahmatullah wabarakatuh. Saudara-saudaraku, saya ingin menyampaikan sedikit saja tentang bagaimana menafsirkan mengapa banyak tokoh, tokoh agama, tokoh politik, tokoh sosial, dan lain-lain itu ingin diperhatikan oleh rezim penguasa, ingin dijadikan orang dekatnya. Ternyata Al Qur'an mengatakan dalam Al-A`raf dan As-Syu`araa dikatakan ketika tukang sihir sudah menghadap Fir`aun untuk mengalahkan Musa maka mereka bertanya, "Wahai Fir`aun, kalau kami menang nanti dapat apa?" Maka jawaban Fir`aun di dua ayat itu yaitu قالَ نَعَم وَإِنَّكُم لَمِنَ المُقَرَّبينَ Pasti kamu nanti akan dapat tempat dekat dengan saya, dekat dengan kekuasaan. Hidupmu akan jadi lebih bagus lagi. Hidupmu akan lebih enak lagi. Jadi inilah saya kira tafsir kita untuk hal-hal yang kita lihat sekarang ini. Assalamu`alaikum warahmatullah wabarakatuh. #amienrais

A post shared by Mohammad Amien Rais (Official) (@amienraisofficial) on

Baca juga :  Gibran Wants to Break Free?
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Data IDI Dengan Pemerintah Berbeda?

IDI dilaporkan data kematian Covid-19 yang berbeda dengan pemerintah. Sebut kematian telah sentuh angka 1000 sedangkan data pemerintah belum sentuh angka 600. Dinilai tidak...

MK Kebiri Arogansi DPR

"(Perubahan pasal UU MD3) sudah diputuskan hukum, iya kita sebagai negara hukum, ikut dan taat apa yang telah diputuskan MK yang final dan mengikat,"...

Gerindra ‘Ngemis’ Cari Teman

"Prioritas Gerindra tetap dengan PKS, PAN. Mungkin juga dengan Demokrat yang belum nyatakan sikap. Kita lihat PKB juga.Jadi kita akan merajut koalisi lebih intensif,...