“Jangan pernah mempercayai apa pun dalam politik sampai hal itu resmi diingkari.” ~Otto Von Bismarck
PinterPolitik.com
[dropcap]T[/dropcap]arik-menarik tokoh politik semakin masif menjelang pemilu. Tidak pandang bulu, semua sosok terkenal dan dianggap berpengaruh digombali sedemikian rupa agar mau memihak. Mau dari partai mana pun terserah, toh kalau ada masalah tinggal ganti partai, selesai. Hehehe.
Deddy Mizwar atau yang akrab disapa Demiz telah resmi bergabung dan siap menjadi juru bicara tim pemenangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Eh, tapi hal tersebut bukan tanpa masalah loh ya, soalnya di kubu sebelah ada yang berurat. Ya, gimana nggak sebel, wong Demiz masih duduk sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) Partai Demokrat (PD) di provinsi Jawa Barat. Waduh, kecolongan satu anak dong namanya? Hihi.
Hmm, ngomong-ngomong nih, Bang Demiz pindah dukungan bukan karena balas dendam setelah nggak jadi dipasangkan dengan Ahmad Syaikhu waktu pilkada Jawa Barat kemarin kan? Emang dipisahkan waktu lagi sayang-sayangnya itu sakit Bang, tapi apa yakin rela dimusuhin sama teman-teman separtai?
Sekretaris Tim Kampanye Nasional pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan, Demiz dipilih karena memiliki pengalaman yang luas dan memiliki komunikasi politik yang baik. Kubu Jokowi-Ma’ruf juga akan mengajak politisi PD sekaligus Gubernur Jawa Timur Soekarwo untuk begabung.
Lagi-lagi, kader Partai Demokrat secara terang-terangan beralih dukungan. Kurang kasih sayang atau bagaimana? Share on XEh, ya ampun gimana ini kalau anak-anaknya pada kabur? Kurang jatah kasih sayang kayaknya nih. Ckckckck.
Sementara itu, Ketua DPP PD Jansen Sitindaon menyebut sikap politik Demiz yang mendukung Jokowi-Ma’ruf tidak sejalan dengan garis keputusan partai. Sesuai mekanisme AD/ART, Dewan Kehormatan dan Komisi Pengawas Partai Demokrat akan segera menyikapi manuver Demiz.
Hm, mungkinkah Demiz akan memiliki sikap politik yang sama dengan TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB), yang keluar partai setelah terang-terangan memberikan dukungan untuk Jokowi dua periode? Menurut Jansen begitu lebih baik, biar nggak riuh dan jadi polemik di ruang publik.
Ya…ya…ya… kayaknya PD udah biasa ya kehilangan anaknya. PD bahkan mempersilakan untuk mengundurkan diri jika berkenan. Hm, kalau misalnya nanti Demiz keluar dari PD, kira-kira bakal melengos ke partai mana, ya? (E36)