“Drama demi drama tak habis-habisnya mengemuka kontroversi demi kontroversi terus menyita tenaga.” ~Najwa Shihab
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]alau dilihat-lihat sekarang ya, nonton pertarungan politik itu seperti nonton sinetron. Bukannya saling tebar gagasan, mereka ini lebih gemar bermain drama demi menunjukkan citra baik dirinya, dan menjatuhkan citra lawannya.
Kubu A bilang kubu B jahat. Kubu B juga demikian. Terus giliran diperkarakan pada main playing victim. Mengeluarkan statement demi rasa iba dan simpati rakyat. Lama-lama kan bikin muak. Nggak berbobot gitu loh. Salah satu yang lumayan bikin pusing adalah saga lapor-laporan yang melibatkan Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief.
Kalau bicara soal kasus Andi Arief, tidak pernah tidak memancing emosi jiwa. Kenapa ya? Share on XSekarang ini, Andi Arief rencananya akan kembali dipolisikan Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Kali ini Andi Arief membuat TKN tersinggung lantaran menyebut Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf Hasto Kristiyanto sebagai pemimpin faksi setan.
Edededeh, kepikiran nggak sih kenapa doi bisa bicara begitu? Maksud dan tujuannya apa? Sengaja buat sensasi kah? Atau hanya untuk melampiaskan kekesalannya karena dituduh sebagai penyebar hoaks 7 kontainer surat suara tercoblos?
Lagian Bapaknya juga nakal sih. Kalau nyebarin isu suka nggak jelas. Masalah soal jenderal kardus aja masih gantung. Sekarang giliran masalah surat suara terbukti hoaks, eh sebagai penyebar isu nggak mau disalahin. Kan kocak.
Terus yang nggak habis pikir, kenapa ya doi hobi banget mancing orang marah. Udah sering dilaporkan ke polisi juga nggak kapok-kapok loh. Emang dengan jabatannya sebagai wasekjen doi nggak punya kesibukan apa?
Sebenarnya rakyat tuh sudah sangat muak loh dengan segala drama perpolitikan Indonesia. Sudah kesal loh liat polah kedua kubu yang pecicilan tiada makna. Nggak mendidik. Kita nggak dapat tontonan yang sehat dari para politisi sekarang.
Kalau gini ceritanya, nggak heran deh kalau rakyat lebih mencintai capres-cawapres fiktif macam Nurhadi-Aldo. Karena esensi dari berpolitik yang baik dan benar tidak bisa didapat dari para politisi kita yang benaran.
Ketimbang dirayu rayuan gombal dan diadu domba para elite, rakyat lebih memilih guyon bareng sama capres-cawapres Nurhadi-Aldo yang maha asyik. McQueen YaQueen!!! (E36)