“Now it’s time for me to make my impression felt” – Dr. Dre, penyanyi dan produser rap asal Amerika Serikat
PinterPolitik.com
Gengs, sudah pada nemu ramuan buat kesembuhan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) gak? We need it. Para anggota dewan kita benar-benar sedang sakit parah. Kalian bisa membayangkan lelucon dan akrobat mereka ini lah ya.
Pertama, pada tanggal 3 Maret lalu, seorang anggota DPR melempar kelakar yang hambar nan datar tentang Corona. Anggota yang bernama Ribka Tjiptaning memelesetkan Corona menjadi korona sebagai akronim dari ‘Komunitas Rondo Memesona’.
Garing gak sih, gengs? Ya, begitulah dewan kita. Mau bijimane lagi? Terlanjur udahan.
Belum kelar di situ, kedua, muncul pemberitaan rencana DPR menggelar Sidang III 2019-2020 pada akhir Maret ini. Duh biyung, kenapa di Indonesia wakil rakyatnya begini amat yak?
Apa kagak malu sama masyarakat yang berusaha taat pada imbauan untuk tidak bepergian dan berkerumun? Sontak saja, banyak perusahaan yang meminta karyawannya agar bekerja #dirumahaja.
Bahkan nih, kalangan masyarakat di pelosok desa pun mengikuti anjuran dari pemerintah – ya meski tidak 100% ya cuy. Minimal dapat dilakukan dengan menghindari kerumunan gitu meski kegiatan bercocok tanam, menjaring ikan, dan menjual kebutuhan pokok masih berjalan.
Lagian, soal Covid-19 ini, mulai yang kelas atas, menengah sampai bawah, harus mengindahkan imbauan itu tanpa terkecuali. Emang virus ini milih-milih inang? Kagak, gaes.
Mau pejabat atau ustaz, dosen atau mahasiswa, punya pasangan atau jones (jomblo ngenes), pokoknya siapa pun itu pasti bisa kena. Apa DPR kita gak belajar dari sakit yang dialami Menteri Kesehatan Junior Inggris Nadine yang kena virus Covid-19 setelah pertemuan dengan ratusan anggota parlemen.
Ayolah, bapak dan ibu DPR yang terhormat. Coba dipertimbangkan lagi. Meskipun wacananya posisi duduk akan dikasih jarak satu kursi kosong, tapi tetap saja mengkhawatirkan.
Namanya virus cuy, barangnya gak keliatan. Kalau segede ayam mah enak. Bisa saja akan nanti ada anggota yang bersin, terus lupa nutupin hidung dan mulut, bisa nyebar kan virusnya.
Toh, andai jarak satu kursi ini terbukti ampuh, mending kita gunakan pilihan yang sudah diambil oleh banyak kalangan – mulai dari pejabat kementerian, pegawai kantoran, sampai lembaga pendidikan, yakni dengan melakukan aktivitas secara daring.
Apa sih susahnya menahan hasrat ketemuan formal secara langsung? Heran. Kayaknya sesekali DPR harus mau mencontoh semangat “Istana” dan masyarakat yang lebih memilih untuk menekan intensitas pertemuan langsung.
Bahkan, saking semangatnya masyarakat kita, sampai-sampai persoalan tradisi sosial yang sakral saja rela ditunda sementara – mulai ibadah jamaah, mantenan (pernikahan), sampai kumpulan ringan di warung kopi pinggir jalan.
Kalau alasannya DPR hanya sebab kewajiban parlemen, dikira kita yang rela menunda ketemuan, kopdar, hang out, dan – terutama – aktivitas belajar langsung ini pengangguran yang gak punya kewajiban? Hadeeh. Atau, jangan-jangan hanya takut kehilangan kompensasi rapat dalam kantor? Uppss, maaf keceplosan.
Gara-gara agenda ini nih, netizen yang maha benar langsung pada keluar tuh di Twitter. Bahkan, ada @RiadlySetya yang nyindir gini cuy, ”Giliran dulu gak ada Corona pada bolos sidang. Sekarang sekarang malah ada ginian semangat.”
Kalau dipikir-pikir bener juga ya, cuy. DPR sepertinya kadang aneh. Tapi kita tanggepin santai aja ya cuy sambil mengucap lirih “Namanya anak TK emang bandel dibilanginnya.”
Ya sudahlah, capek ngegas juga. Baiknya kita tunggu saja DPR bekerja. Semoga keluar dari sidang tidak terbawa juga virusnya. Amiin. (F46)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.