HomeDuniaCina Tingkatkan Pasokan Senjata dan Rezim "Bunuh" Duterte

Cina Tingkatkan Pasokan Senjata dan Rezim “Bunuh” Duterte

6.100 pelaku kriminal jejaring narkoba dibunuh Duterte sejak berkuasa pada akhir Juni 2016 di Filipina.


pinterpolitik.comKamis, 22 Desember 2016.

Hubungan bilateral antara Tiongkok dan Filipina semakin erat. Tiongkok memasok logistik senjata api senilai US$ 14 juta ke Tiongkok. Bahkan Negeri Tirai Bambu itu juga menawarkan pinjaman jangka panjang senilai US$ 500 juta.

Kepada wartawan di Manila, Selasa (20/12), Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana mengatakan Filipina telah mendapatkan kesepakatan tak terikat dengan Tiongkok dalam bentuk senjata dan kapal cepat.

Lorenzana mengatakan pinjaman tersebut dimaksudkan untuk membantu Presiden Rodrigo Duterte memerangi kriminalitas dan terorisme.

“Tiongkok telah memberikan kita sejumlah peralatan militer dan kita akan terus mencari apa yang benar-benar kita perlukan,” kata Lorenzana, setelah pertemuan antara presiden Filipina dan Duta Besar Tiongkok Zhao Jianhua.

Kabar tersebut menyusul pengumuman Duterte pada awal bulan ini, bahwa ia akan menerima pasokan senjata dari Beijing. Di hadapan tentara Filipina, Duterte berjanji untuk mengirim menteri pertahanan untuk menerima senjata tersebut, yang harus dibayar dalam 25 tahun.

Lorenzana mengatakan ada kemungkinan kesepakatan senilai US$14 juta itu akan mencakup senjata ringan, kapal cepat, dan peralatan penglihatan malam. Kesepakatan tersebut akan rampung pada akhir tahun, dan senjata-senjata harus diterima Filipina pada kuartal kedua 2017.

“Duta Besar Tiongkok berkata kepada presiden, ‘Saya mengetahui masalah Anda soal narkoba, jadi kami ingin membantu Anda,” ujar Lorenzana menirukan pernyataan dubes Tiongkok.

Kontroversi Presiden Filipina soal Pelanggaran HAM

Kepala Badan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendesak aparat hukum Filipina untuk menyelidiki tindakan pelanggaran HAM atas Presiden Rodrigo Duterte yang membunuhi pelaku kriminal tanpa dasar hukum.

Kepala Badan HAM PBB, Zeid Ra’ad Al Hussein.

Dalam pidatonya Duterte mengaku ia sendiri yang membunuhi penjahat dan menjadi teladan bagi kepolisian. “Otoritas yudisial Filipina harus menunjukkan komitmen mereka untuk menegakkan aturan hukum dan independen dari eksekutif dengan menggelar penyelidikan pembunuhan,” ujar Kepala Badan HAM PBB, Zeid Ra’ad Al Hussein.

Zeid juga mengutuk lingkungan impunitas dan kekerasan mengkhawatirkan yang dibangun Duterte, dalam Kampanye Berdarah untuk memberantas narkoba. Menurut PBB, hampir 6.100 orang telah dibunuh sejak Duterte berkuasa pada akhir Juni 2016. Anak-anak berusia lima tahun juga tidak dipandang bulu, menjadi korban tak bersalah dari pembunuhan ekstrayudisial dalam perang anti narkoba.

“Meskipun polisi menyelidiki ribuan kematian yang dilakukan oleh para perusuh tersebut, ada informasi ternyata sebenernya hanya sedikit dakwaan yang diajukan.” kata Zeid.

spot_imgspot_img

#Trending Article

Kok Megawati Gak Turun Gunung?

Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri hingga kini belum terlihat ikut langsung dalam kampanye Pilkada. Kira-kira apa alasannya? 

Berani Prabowo Buka Pandora Papers Airlangga?

Ramai-ramai bicara soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang disertai dengan protes di media sosial, tiba-tiba juga ramai pula banyak akun men-share kembali kasus lama soal nama dua pejabat publik – Airlangga Hartarto dan Luhut Pandjaitan – yang di tahun 2021 lalu disebut dalam Pandora Papers.

“Sekolam” Ahok, Kesaktian Anies Luntur?

Keputusan Anies Baswedan meng-endorse Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024 memantik interpretasi akan implikasi politiknya. Utamanya karena Anies pada akhirnya satu gerbong dengan eks rivalnya di 2017 yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan PDIP serta tendensi politik dinasti di dalamnya, termasuk yang terjadi pada Pramono.

Siasat Prabowo Akui Sengketa LCS

Pemerintahan Prabowo disorot karena ‘akui’ klaim tumpang tindih LCS dalam joint statement Tiongkok. Mungkinkah ada siasat strategis di baliknya?

Rahasia Triumvirat Teddy, AHY, dan Hegseth?

Terdapat kesamaan administrasi Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump dengan Presiden Prabowo Subianto, yakni mempercayakan posisi strategis kepada sosok berpangkat mayor. Kiranya, terdapat rahasia tertentu di balik kesamaan itu yang dapat mendukung support dalam dimensi tertentu ke pemerintahan masing-masing. Mengapa demikian?

Betulkah Jokowi Melemah? 

Belakangan mulai muncul pandangan bahwa pengaruh politik Jokowi kian melemah, hal tersebut seringnya diatribusikan dengan perkembangan berita judi online yang kerap dikaitkan dengan Budi Arie, dan kabar penangguhan jabatan doktor Bahlil Lahadalia, dua orang yang memang dulu disebut dekat dengan Jokowi. Tapi, apakah betul Jokowi sudah melemah pengaruhnya? 

Masihkah Prabowo Americans’ Fair-Haired Boy?

Dua negara menjadi tujuan utama Prabowo saat melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya pasca dilantik sebagai presiden: Tiongkok dan Amerika Serikat.

Paloh Pensiun NasDem, Anies Penerusnya?

Sinyal “ketidakabadian” Surya Paloh bisa saja terkait dengan regenerasi yang mungkin akan terjadi di Partai NasDem dalam beberapa waktu ke depan. Penerusnya dinilai tetap selaras dengan Surya, meski boleh jadi tak diteruskan oleh sang anak. Serta satu hal lain yang cukup menarik, sosok yang tepat untuk menyeimbangkan relasi dengan kekuasaan dan, plus Joko Widodo (Jokowi).

More Stories

UMKM Motor Ekonomi Dunia

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara berkembang seperti Indonesia...

Jembatan Udara Untuk Papua

PinterPolitik.com JAKARTA - Pemerintah akan memanfaatkan program jembatan udara untuk menjalankan rencana semen satu harga yang dikehendaki Presiden Joko Widodo. Menurut Kepala Pusat Penelitian dan...

Kekerasan Hantui Dunia Pendidikan

PinterPolitik.com Diklat, pada umumnya dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian serta etika kepada anggota baru. Namun kali ini, lagi-lagi Diklat disalahgunakan, disalahfungsikan, hingga...