“Kritik Pak Prabowo punya fakta yang kuat. Target tujuh persen pertumbuhan ekonomi tidak tercapai. Malah hutang yang meningkat plus proyek infrastruktur yang tidak berdampak pada ekonomi riil,” ~ Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera.
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]artai Keadilan Sejahtera (PKS) memang gak putus arang memperjuangkan nasib jatah Calon Wakil Presiden untuk bisa mendampingi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden dalam Pilpres 2019 mendatang. Meski kini jalan PKS terlihat terseok-seok, tapi gak menutup semangat mereka untuk tetap mengambil hati sang pangeran berkuda itu.
Liat aja saat PKS memuji kritikan yang dilakukan Prabowo terkait ekonomi Indonesia yang memprihatinkan. Menurut PKS, apa yang disampaikan itu sudah sesuai fakta yang kuat. Masa sih, mi apa coba? Jangan gegayaan mendukung hanya karena ingin meraih simpatik Prabowo deh. Receh tau gak sih!
Kalau memang arah pembangunan bangsa melenceng dari semangat Pancasila dan UUD 1945, kenapa baru zaman now Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerapkan pembangunan Indonesia sentris setelah sekian lama? Ada yang bisa jawab? Jangan gegayaan mendukung kritikan yang gak jelas juntrungannya.
Justru yang ngeritik itu gak tau udah sejauh mana Pemerintah saat ini membangun untuk kemaslahatan rakyat Indonesia. Curiganya, yang ngeritik itu baru keluar dari gua di gunung nun jauh di sana. Jadi dia gak tau bahwa Indonesia sudah banyak kemajuan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Au ah gelap.
Jadi apa yang dilakukan PKS ini gak lebih dari sekedar prinsip ‘ABS’ (Asal Bapak Senang). Partai yang model begini nih yang nanti mau duduk di kursi pemerintahan? Yang ada gegara partai kek gini bakal menjerumuskan presidennya ke arah yang salah. Gitu kok bilang fakta kuat dari Hongkong? Aya aya wae.
Bagaimanapun juga apa yang disampaikan Prabowo dalam pidatonya sebelum ini adalah pernyataan politis. Jadi jangan sekali-kali ditanya kebenaran data yang disampaikan loh ya. Itu mah udah pasti gak bakalan valid sumber datanya. Mengapa? Ya karena politik itu terkadang gak harus memiliki kaitan dengan nilai-nilai moral. Seperti yang dikatakan filsuf Niccolo Machiavelli (1469-1527): “Politics have no relation to morals.” (K16)