“Cak Imin ini kan lihai, dia ini jago bersilat, kalau enggak jago bukan Cak Imin. Dia memang jago soal ginian. Cak Imin ini orang politik, jadi political will yang dia mainkan itu selalu mengangkat kredibilitas partainya.” ~ Ketua Umum Hanura, Oesman Sapta Odang.
PinterPolitik.com
[dropcap]B[/dropcap]anyak cara seorang politisi untuk menaikkan tingkat elektabilitas partai yang manaunginya. Salah satu cara yang paling simpel ya dengan eksis di media pemberitaan. Tapi apa dengan itu aja udah cukup? Bagi politisi kawakan seperti Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar (Cak Imin), cara eksis di media pemberitaan bisa dikemas dengan cara yang lebih apik.
Dengan wajahnya sering menghiasi media pemberitaan, maka minimal masyarakat pemilih akan hafal siapa sosok yang ia sedang lihat itu. Saking seringnya nongol, palingan efek sampingnya masyarakat jadi begah, hahaha. Mending kalau wajahnya kayak Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang tamvan HQQ, lah Cak Imin kan kegantenganya ala kadar.
Tapi setidaknya Cak Imin cukup tebel mukanya untuk terus tanpa mengenal lelah PDKT ke Joko Widodo (Jokowi). Cie, pengharapan tingkat tinggi nih ye, hahaha. Ya dengan cara ini, Cak Imin diibaratkan mendompleng popularitas Jokowi. Bahkan efek dominonya nama PKB juga akan semakin mengakar kuat dalam pikiran masyarakat pemilih nantinya.
Toh saat Cak Imin memberikan statement ke media, dia selalu berkelakar bahwa hanya dirinyalah kunci kesuksesan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang. Dan kalau sampai Pakde Jokowi gak meminang dia sebagai Cawapres, maka 11 juta sura PKB akan berpotensi hilang. Cius, mi apa coba? Palingan bokis aja nih.
Dan cara lihai yang diperlihatkan Cak Imin ini bak pesilat di dunia politik. Bahkan kaliber ilmu silatnya udah kayak seorang pendekar loh. Emang ada politisi lain yang berani macem-macem kalau berhadapan dengan Cak Imin? Eike yakin udah keok duluan nyali orang itu sebelum ketemu. Wah, kayaknya bakalan lancar jaya nih Cak Imin untuk menuju kursi RI-2.
Bakat silat politik ini lah yang menurut eike akan membawa dia sukses bersanding dengan Jokowi di Pilpres nanti. Karena sebaik-baiknya bakat, yang paling baik adalah bakat yang ditunjukkan kepada dunia. Kalau merasa bisa mendampingi, tapi cuma mingkem bae, ya sama aja percumah atuh. Yang ada publik gak akan menghargai bakat itu. Ya seperti yang dikatakan oleh filsuf Desiderius Erasmus (1466-1536): “No one respects a talent that is concealed.” (K16)