“Pak Jokowi kalau salah pilih cawapres bisa kalah, apalagi pilih non partai. Kalau memilih yang tepat, sudah ada partainya, bisa menang. Kalau saya tidak dipilih sama Pak Jokowi, saya bisa nyapres loh di 2019.” ~ Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
PinterPolitik.com
[dropcap]A[/dropcap]pa aja akan dilakukan demi bisa mendapatkan sebuah jabatan yang prestise, seperti posisi Wakil Presiden. Beda orang, pasti beda juga gaya mempromosikan dirinya. Seperti yang dilakukan Cak Imin, panggilan akrab Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Gak tanggung-tanggung, pria berperawakan kecil mungil ini pedenya tingkat dewa dalam mempromosikan dirinya sebagai Cawapres yang cocok mendampingi Jokowi dalam Pilpres mendatang. Maklumin aja ya, saat-saat kayak gini emang makin banyak politisi yang makin kebelet berebut kursi Cawapres.
Emang apa sih yang bisa dibanggain dari Cak Imin sebagai Cawapres di depan Jokowi? Soal ganteng, kalah sama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari Partai Demokrat. Dia juga gak semacho dan sebrewok Surya Paloh dari Partai Nasdem. Apa yang mau disombongin sih?
Dalam acara Mata Najwa beberapa waktu lalu, Cak Imin sesumbar kalau dia itu adalah seorang aktivis, dan sudah melalang buana di dunia perpolitikan. Jadi ngeklaimnya dia udah super berpengalaman gitu loh. Dalam hal ini, Cak Imin unggullah dari AHY yang baru “anak kemarin sore” di dunia politik.
Selain itu dia juga mengelu-elukan PKB sebagai partai yang memiliki basis massa pendukung terbanyak. Terutama pemilih dari kalangan muslim yang begitu loyal pada PKB. Saking pedenya, Cak Imin tuh mau bilang kalau dia itu kayak gula yang bikin para semut dateng bergerombol. Aya aya wae ah.
Meski sejauh ini dia terus mempersuasi Pakde Jokowi agar segera meminangnya sebagai Cawapres, tapi dilain sisi, sebenarnya ada juga yang menginginkan Cak Imin maju sebagai Capres. Eits, ini cius ada yang mengusung gitu? Ah omongan temen sendiri kali tuh. Halah bisa aja koar-koar-nya.
Pakde Jokowi memang harus mempertimbangkan siapa nantinya yang cocok sebagai Cawapres untuk mendampinginya dalam Pilpres. Karena kalau saja salah keputusan, maka bisa jadi Presiden Petahana itu akan gagal melanjutkan kepemimpinannya. Ya udah lah Pakde, pinang aja Cak Imin, meski kecil-kecil Somse (sombong sekali), tapi siapa tahu bawa hoki. Lah, emangnya Cak Imin ikan Louhan bisa bawa hoki? (K16)