Site icon PinterPolitik.com

Cak Imin Menistakan Merah-Putih?

cak imin bendera pkb

Cak Imin. (Foto: SuratKabar.id)

“Kemunduran negara tidak akan terjadi kalau tidak kemunduran budi dan kekusutan jiwa.” ~Buya Hamka


PinterPolitik.com

[dropcap]B[/dropcap]endera mungkin hanya terlihat seperti kain persegi empat dengan warna-warni tanpa arti. Tapi jangan sekali-sekali bermain dengan bendera. Karena benderalah yang kini menjadi penyebab keributan yang terjadi di tanah air.

Belum kelar soal pembakaran bendera tauhid, dan penangkapan Rizieq Shihab oleh pemerintah Arab Saudi karena diduga mengibarkan bendera tauhid, kini giliran Ketum PKB Muhaimin Iskandar yang dilaporkan warwa ke Bareskrim Polri karena bendera. Duh, duh, duh…

Jadi gaes, Cak Imin itu dilaporkan warga bernama Kan Hiung karena dianggap melakukan penodaan atau penghinaan terhadap bendera negara karena memasang logo PKB di bendera berwarna merah-putih. Kan Hiung mengaku pernah melihat bendera tersebut dari video yang tersebar di media sosial.

Menanggapi laporan tersebut, pihak PKB cepat-cepat menyangkal. Menurut Wasekjen PKB Daniel Johan, latar bendera berwarna merah-putih yang terdapat logo PKB itu bukan bendera negara. Jadi nggak pas kalau pemasangan logo PKB di bendera berwarna merah-putih itu dikatakan sebagai penodaan kepada bendera negara.

Daniel pun meyakini laporan terkait bendera tersebut tidak akan berlanjut. Sebab, bendera berwarna merah-putih yang di dalamnya terdapat logo PKB itu bukan bendera negara.

Hihihi, bahaya banget ya. Cuma karena benderanya pakai background warna merah dan putih bisa dibilang pelecehan terhadap lambang negera.

Kalau kata Daniel, bisa bahaya kalau apa-apa yang berwarna merah dan putih dianggap bendera.

Hmm, lagian masyarakat sekarang itu kenapa sih? Hal-hal kecil kok harus banget disengketakan, harus banget dilaporkan ke polisi? Mbok ya kalau ada apa-apa yang dirasa mengganjal, coba dulu ditanya baik-baik.

Para netizen juga harus dewasa dong kalau menggunakan media sosial. Jangan asal mengartikan, dan menyebarkan persepsi yang mungkin belum benar adanya.

Udah, kalau belum mampu mainan sosmed, ganti aja ponselnya jadi gimbot. Jempolnya nggak perlu dipakai untuk komen-komen atau menyebarkan kebencian. Mending buat main tetris. Hehehe. (E36)

Exit mobile version