“Saat deklarasi dukungan kepada Prabowo, akan kami minta untuk menandatangani kontrak politik terkait sepuluh tuntutan buruh dan rakyat atau Sepultura yang harus dipenuhi ketika menjadi presiden.” ~ Said Iqbal
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]eringatan Hari Buruh atau yang lebih dikenal dengan May Day, kali ini memang kental sekali dengan aroma politik yang merangsek di dalamnya.
Tak diragukan, karena dapat dibuktikan dengan adanya tulisan bernada ketidakpuasan kepada rezim dan gencarnya demonstran mendeklarasikan diri mengusung Prabowo sebagai calon Presiden.
Tapi rasanya, tak mungkin buruh tiba – tiba ingin menjadikan Prabowo sebagai Presiden dan tak mau lagi memilih Presiden Jokowi.
Pasti ada latarbelakang atau main belakang, uppsss, ya atau bahasa halusnya itu pasti ada pembicaraan tentang narasi dan sikap buruh yang begini.
Dengan jumlah demonstran sebanyak itu, tak mungkin hanya asal dukung aja kan. Weeeiittsss, ternyata ehhh ternyata, bener saja ada sesuatu yang terjadi.
Waduh, apaan tuh? Kabarnya secara terang – terangan, buruh ‘memaksa’ Prabowo Subianto untuk menandatangani Sepultura alias sepuluh tuntutan buruh dan rakyat. Anggap aja ini kontrak politik antara Prabowo dan buruh.
Weleeeh weleeeh, udah kontrak politik aja padahal belum pasti nyapres, Prabowo ada – ada aja deh. Hmmm mungkin akan muncul jargon Prabowo, Presidennya para buruh, pilihannya buruh dan lain sebagainya.
Padahal kan belum tentu juga, maksudnya belum tentu nyapres juga apalagi terealisasikan, hufffttt utopis, uhuuuuyy.
Tapi ya namanya juga momentum, pasti dimanfaatkanlah. Bahkan Presiden KSPI, Said Iqbal juga mengakui kalau Sepultura dan sikap buruh kali ini memanfaatkan momentum.
Tapi apakah sepultura ini bisa ditagih sama buruh kalau Prabowo jadi Presiden? Harusnya bisa, itung – itung utang politik lah, weleeeh weleeeh. Tapi kalau yang nyapres bukan Prabowo, sia – sia dong kontrak politik itu? Hmmm, ya begitulah.
Kalau nyapres pun belum tentu dipenuhi janjinya, apalagi kalau Prabowo ga nyapres, pupus sudah buruh tak punya calon Presiden yang peduli sama buruh, kalau kata orasi dan kalimat di spanduknya sih gitu, weleeeh weeleeeeh.
Makanya kalau kata Zig Ziglar, penulis dari Amerika Serikat, terkadang banyak orang gagal itu bukan karena kemampuannya yang kurang mumpuni, tapi karena tak mampu menjaga komitmen.
Nah, Prabowo semampu apa menjaga komitmennya dengan buruh? Khususnya komitmen nyapres ga nih? Weleeeh weleeeh. (Z19)