“Inovasi adalah hal yang membedakan antara pemimpin dengan pengikut.” ~Steve Jobs
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]eiring menyempitnya waktu menuju Pilpres 2019, semakin deras terpaan kabar politik yang menyerang. Memang tampak sangat serius sih, padahal kalau dipikir-pikir lagi mah kocak parah. Bahkan rasanya para politisi ini seperti sedang melawak. Sungguh lucu.
Ya, ada aja tingkah para politisi yang bikin perut ini tergelitik. Nah, sekarang yang lagi banyak ditertawakan netizen adalah kelakuan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang melakukan perubahan visi misi sepekan jelang debat perdana capres dan cawapres.
Welehhh, tentu ini jadi pertanyaan besar? Ini dosen pembimbingnya ke mana aja sampai baru revisi sekarang? Ckckckck.
Prabowo-Sandi baru saja merevisi visi misi, kira-kira lulus nggak yaaa? Share on XKoordinator Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak ngakunya nggak ada perubahan signifikan pada visi misi tersebut. Hanya pada segi estetika kata, biar lebih eye catching dan mudah dipahami. Apakah alasan ini bisa diterima, Sahabat?
Para pendukung Prabowo-Sandi garis keras mungkin bisa. Tapi yang lain, belum tentu. Apalagi Tim Koalisi Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin sudah memberikan serangan bertubi-tubi atas hal tersebut. Hihihihi, teganya…
Juru Bicara TKN, Ace Hasan Syadzily mengatakan kalau perubahan visi misi Prabowo-Sandi sangat signifikan. Banyak banget yang diubah. 116 dari 238 agenda aksi itu baru ditambah. Sekitar 48,74 persen agenda aksinya baru. Sisanya memang benar hanya editing bahasa. Sehingga menurut Ace, bahasa yang tadinya amburadul jadi terlihat lebih canggih.
Atas serangan dari TKN tersebut, sejumlah pihak jadi ikut memberikan penilaian terhadap perubahan atas visi misi tersebut. Terutama dilihat dari psikologi politiknya.
Peneliti politik LIPI, Indria Samego memandang revisi tersebut menunjukkan kurangnya kreativitas ‘tim dapur’ Prabowo-Sandi. Apalagi kalau revisinya cukup banyak, sangat mungkin itu dilakukan karena BPN melihat visi misi kubu Jokowi-Ma’ruf yang dirasa lebih baik.
Walau begitu, menurutnya perubahan visi misi dalam kontestasi elektoral biasa terjadi. Apalagi waktu Pilpres 2019 masih cukup panjang.
Menurut Indria, perubahan visi misi ini bisa tidak berdampak signifikan terhadap jumlah pemilih, asal kubu Prabowo mampu menjaga kabar ini agar tidak viral dan meluas. Ehhh, tapi ini nggak mungkin banget kan ya… Secara sekarang ada internet. Wk.
Nah, itu kan pendapat dari LIPI, kalau dari peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloma mengatakan, apa yang dilakukan kubu Prabowo-Sandi sudah fatal. Hal tersebut bisa dinilai masyarakat sebagai bentuk ketidakseriusan paslon dalam berkontestasi.
Ya, pasti ada aja yang mikir, bikin visi misi aja labil, apalagi ngurus negara. Ye kaaan?
Asal tahu aja, nggak ada politisi yang konsisten. Yang abadi hanyalah kepentingan. So, jadilah pemilih yang cerdas. Jangan memilih hanya karena satu nilai indikator. Cmiw… (E36)