Site icon PinterPolitik.com

BPN: KPU Nggak Seru

bocoran debat pilpres pertama

Ferdinand Hutahaean. (Foto: Youtube)

“Kalau dekat suka debat, kalau jauh suka merindu.” ~Ayudia Bing Slamet


PinterPolitik.com

[dropcap]B[/dropcap]anyak gebrakan baru yang tercipta di tahun 2019 yang superhot ini. Salah satunya adalah format debat dari KPU yang kini materinya diberikan ke kandidat capre-cawapres lebih awal. Kata Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi, maksud dari format debat baru tersebut untuk mengarahkan perdebatan politik yang lebih baik, nggak ke mana-mana.

Tapi ya, pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno jadi bete gara-gara aturan baru tersebut. Menurut mereka nggak seru amat pakai bocoran segala.

Kalau kata anggota BPN, Ferdinand Hutahaean, peraturan baru KPU tersebut mencederai semangat debat. Menurutnya, debat nanti cuma menjadi ajang pura-pura debat karena paslon sudah mengetahui yang akan ditanyakan moderator.

Ehhh, kok jadi pura-pura gitu? Emang KPU sampai ngasih skrip skenario debatnya gitu? Ya, tetap beneran dong Pak. Hanya saja lebih terarah. Begitu loh maksudnya.

Menurut Pramono, rakyat itu butuh diskusi publik yang mengarah ke diskusi soal substansi program atau isi. Jadi bukan lagi soal sontoloyo, genderuwo, wajah Boyolali, gitu-gitu. Itu dipandang nggak penting dan sangat artifisial.

Kalau yang sebelumnya itu formatnya kan cenderung spontan. Biasanya membuat pasangan kandidat nggak bisa menyampaikan gagasannya secara sempurna. Jadi lebih kaya emosi dari pada fakta dan data. Kalau kondisinya begitu, apakah kita sebagai penonton dapat menilai kapabilitas kandidat secara kaffah? Ikutan berantem iya deh. Apalagi kalau dalam satu rumah pilihan politiknya berbeda-beda. Hehehe.

Menurut kamu, apakah pertanyaan debat perlu diiberitahu lebih awal? Share on X

Terus ya, kata Pramono, format yang demikian sudah disepakati oleh kedua tim pasangan calon. Makannya doi merasa aneh kok bisa-bisanya ada pihak yang masih protes. Harusnya wakil-wakil tim kampanye yang hadir di dalam rapat, yang ikut menyepakati hasil rapat itu, punya tanggung jawab menjelaskan aturan tersebut ke koalisinya, kepada sesama jubir tim koalisi masing-masing, juga pada konstituennya.

Waduhh, saya juga jadi bingung. Ini perwakilannya yang nggak amanah, atau emang yang protes aja nih yang haus perhatian. Edededeh…

Lagian tenang aja kali bos. KPU juga masih terbuka akan kritik dan saran kok. Pramono mengatakan KPU akan mengevaluasi hasil debat pertama yang digelar 17 Januari mendatang. Kalau ada tim kampanye dan paslon yang keberatan atau dirugikan, bisa dirembukkan kembali.

Yah, begitulah enaknya hidup di negara demokratis. Harus bersyu…? Kurrr…(E36)

Exit mobile version