“Dalam kesehatan terdapat kebebasan. Kesehatan adalah hal paling pertama dalam semua kebebasan.” ~Henri Frédéric Amiel
PinterPolitik.com
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali mengemukakan pernyataan kontroversial. Tapi sekarang bukan soal kepunahan Indonesia, melainkan soal bobroknya kualitas layanan di rumah sakit dalam negeri dikarenakan kebangkrutan BPJS.
Konon, rumah sakit saat ini menggunakan satu selang cuci darah untuk beberapa pasien. Duh, kebayang nggak gaes kalau bener? Ngeri banget kan? Hmmm….
Pernyaataan Prabowo tercetus lantaran masalah keuangan BPJS Kesehatan yang parah banget banget. Saking parahnya, kualitas layanan rumah sakit menjadi terabaikan.
Melihat kasus ini, rasa sakit saat diabaikan pas lagi sayang-sayangnya jadi nggak seberapa, dari pada diabaikan saat lagi sekarat-sekaratnya. Ini soal nyawa ya, tidak bisa main-main.
Dalam Ceramah Kebangsaan Akhir Tahun Prabowo, di Hambalang, Bogor Prabowo mengatakan, orang sakit ginjal harus hidup dari pencucian darah. Tapi kalau selangnya barengan, bisa menyebabkan komplikasi. Secara bisa aja selangnya dipakai dengan orang yang memiliki penyakit lain, seperti Hepatitis A, B, C, sampai HIV.
Lebih dari itu, Prabowo juga mengaku permasalahan keuangan di BPJS Kesehatan juga membuat para tenaga medis telat gajian sampai beberapa bulan. Rumah sakit sudah nggak dibayar berbulan-bulan. Gimana mau gaji para pekerjanya?
Nggak cuma Prabowo, sebelumnya, pernyataan seperti ini juga pernah disampaikan oleh Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo. Konon, masalah defisit nggaran di BPJS Kesehatan membuat sejumlah rumah sakit umum daerah terpaksa mengurangi kualitas layanannya kepada pasien.
Bukan cuma soal pemakaian selang cuci ginjal, alat kesehatan kualitas rendah alias KW juga ada. Kalau begini kan keselamatan pasien bisa terancam. Hmm, apakah benar BPJS bisa semematikan itu?
Gara-gara BPJS Kesehatan, keselamatan pasien benar-benar bisa terancam? Share on XTerkait hal tersebut, Direktur Medik dan Keperawatan RSCM Sumariyono dengan tegas membantah pihaknya menggunakan satu selang cuci darah untuk beberapa orang. Kenyataannya, menurut Sumariyono, RSCM memang menerapkan dua jenis penggunaan alat kesehatan, sekali pakai dan pemakaian berulang. Tapi nggak seperti yang digambarkan Prabowo dan adiknya tersebut.
Untuk selang cuci darah sendiri, RSCM menurut Sumariyono memang sempat menggunakannya untuk beberapa kali pemakaian namun hanya untuk pasien yang sama. Sedangkan untuk mesin cuci darah atau dialiser memang digunakan untuk berulang kali dan ke banyak pasien.
Terus, kalau soal masalah anggaran di BPJS Kesehatan berdampak pada pemberian gaji bagi tenaga medis, itu juga dianggap tidak benar. Karena pihaknya sudah mengatus efisiensi anggaran lewat Kendali Mutu Kendali Biaya (KNKB). Alhasil, pihak RS bisa menyisihkan dana untuk gaji ataupun remunerasi pegawai.
Memang kada ada keterlambatan pencairan dana dari BPJS Kesehatan kepada hihaknya, tapi nggak berdampak pada pelayanan.
Jadi gaes, kenyataannya BPJS Kesehatan emang lagi defisit, tapi belum sekarat. Apalagi pemerintah membuat aturan penggunaan pajak bea cukai rokok untuk membiayai BPJS. Tahu kan berapa banyak perokok di negara ini? Udah banyak, militan semua lagi. Mau ditakutin apapun soal bahaya merokok tetap nggak mempan. Oleh karena itu, masa depan BPJS mungkin masih bisa diselamatkan. Lucu? Memang… Namanya juga Endonesaaa… (E36)