Pembukaan kembali arena adu banteng dilakukan pada 22 Januari lalu, dan sejak itu terus mengundang aksi unjuk rasa. Sebelumnya, tempat itu ditutup selama empat tahun.
pinterpolitik.com
BOGOTA – Akhirnya Kelompok Pemberontak Kolombia Tentara Pembebasan Nasional (ELN) mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di Bogota pada 19 Februari lalu. Pernyataan klaim itu diungkapkan melalui jejaring media sosial Twitter, Minggu (26/2/2017) waktu setempat.
Seperti diberitakan media, serangan bom itu menyebabkan seorang polisi tewas dan sejumlah lainnya luka parah. Ledakan terjadi di dekat arena adu banteng yang baru kembali dibuka oleh pemerintah kota setempat.
Serangan itu menjadi yang pertama sejak pemerintah Kolombia menjajaki pembicaraan dengan ELN, yang telah terlibat konflik selama lima dekade terakhir.
Sebagian besar korban adalah polisi yang sedang menjaga arena adu banteng, yang menjadi target para pengunjuk rasa, sejak dibuka kembali bulan lalu.
Wali Kota Enrique Penalosa mengungkapkan di akun Twitter-nya, seorang polisi tewas di lokasi kejadian. Namun, otoritas setempat kemudian meluruskan informasi itu, dan menyebut ada kesalahan dalam informasi wali kota.
Pihak Balai Kota mengatakan dari 31 orang yang terluka, dua di antaranya berada dalam kondisi kritis.
Pembukaan kembali arena adu banteng dilakukan pada 22 Januari lalu, dan sejak itu terus mengundang aksi unjuk rasa. Sebelumnya, tempat itu ditutup selama empat tahun.
Penalosa, yang langsung melakukan inspeksi dengan menggunakan helicopter, mengatakan, seluruh area telah diamankan. “Semua orang yang ingin menyaksikan pertunjukan adu banteng sudah pergi dengan aman,” katanya melalui akun Twitter-nya.
Ia juga menegaskan, teroris tak akan mampu mengintimidasi kita. Kita akan berusaha sekuat tenaga untuk menangkap mereka.
Otoritas terkait belum memberikan keterangan mengenai siapa yang berada di balik serangan itu. Ada juga yang mempertanyakan, apakah para anggota kelompok anti-adu banteng terlibat?
Arena itu ditutup pada 2012 oleh mantan Wali Kota Gustavo Petro. Selanjutnya, arena itu diperintahkan untuk kembali dibuka berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Kolombia.
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengecam serangan itu melalui pesan di akun Twitter-nya. Ia meminta penyidik bekerja keras menangkap mereka yang bertanggung jawab. (Kps/E19)