Site icon PinterPolitik.com

‘Bodyguard’ Sosmed Pelindung Tsamara

‘Bodyguard’ Sosmed Pelindung Tsamara

Istimewa

“Semoga orang-orang yang demikian itu bisa lebih fokus mengkritik substansi, dibanding sekadar merendahkan hanya karena gender,” ~ Politikus muda Partai Solidaritas Indonesia, Tsamara Amany Alatas.


PinterPolitik.com

[dropcap]N[/dropcap]ama politikus muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany memang kerap menghiasi pemberitaan di media massa. Hal yang paling disoroti adalah keberaniannya dalam mengkritik lawan politik. Tapi kritikannya ini acap kali berimbas pada pelecahan balik terhadap dirinya di media sosial.

Ya begitulah politik, kita gak akan tau kapan air sungai tiba-tiba meluap karena bertambahnya debit air dari hulu sungai. Kalau sampai tidak siap, maka diri ini bisa tertelan olehnya. Nah kan pelajaran banget tuh buat politisi muda seperti Tsamara. Meski datanya kredibel, tapi ngeritik itu tetap ada etikanya.

Jadi jangan asal caplas-ceplos, apalagi kalau hanya sekedar mencari panggung untuk eksistensi partainya. Kalem aja atuh, main gerilya lebih keren kayaknya. Dari pada harus head-to-head sama tokoh politik tertentu. Mmm, bisa amsyong mah itu. Pengalaman emang gak bisa dibohongin deh. Keok nanti ujungnya.

Eits, tapi jangan salah, meski kritikan Tsamara belakangan mengakibatkan dirinya di-bully di media sosial, sekarang Ketua DPP PSI ini udah punya Bodyguard loh yang siap melindungi di dunia maya. Mereka adalah Sosiolog Ariel Heryanto dan politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko. Cie Cie diapit dua cowo tamvan nih.

Menurut Ariel, kalau mau membalas kritikan terhadap Tsamara itu harus ngeliat substansi pembahasannya, bukan malah menyerang pribadi. Terlebih kebanyakan mengindikasikan sifat anti-perempuan. Yang kayak gini nih cara berpikir yang gak sehat. Ya berhusnuzon aja ya. Siapa tau orang-orang itu baru sok-sokan belajar ngeritik.

Sedangkan Budiman berpendapat kalau banyak Warganet yang masih awam akan pendidikan politik. Dan ada kalanya dibarengi dengan hilangnya rasa empati atas Tsamara. Mereka-mereka ini dalam pandangan Tsamara, lebih mirip kaum konservatif radikal. Ya hobi mereka itu memang melulu menyerang identitas perbedaan gender. Hadeuh.

Dengan dua bodyguard di media sosial ini, setidaknya bisa bikin Tsamara bernapas lega tanpa perlu was-was bersosmed. Kalau ada salah caption dalam unggahan. Ya tinggal panggil dua pangeran ganteng ini aja lagi, iya gak! Lah tapi bukan lantas ini dijadikan pembenaran atas setiap kritkan yang Tsamara lakukan sendiri kepada pihak lain loh ya. Jadi tetep harus intropeksi diri. Kalau ngaca itu ya pakai kaca yang besar, biar keliatan dari ujung kaki sampai kepala. Jangan ngacanya cuma pakai kaca rautan yang mini itu. Wew. (K16)

Exit mobile version