“Ambisi politik tentu wajar saja, selama pandai menginsyafi batasan etika”. – Najwa Shihab
Pinterpolitik.com
Ada berita seru nih, eh serem maksudnya guys. Anies Baswedan akan dicopot dari jabatan Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Joko Widodo! Kemudian, pengganti Anies dikabarkan adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Percaya enggak?
Jangan mudah percaya dong. Kabar ini hanya datang dari petisi online di change.org yang telah ada sejak 10 bulan lalu. Petisi tersebut sekarang telah ditandatangani sekitar 130.000 dari targetnya 150.000.
Isu itu datang karena Pemprov DKI Jakarta dianggap gagal dengan berbagai kebijakannya, seperti pembengkakan APBD, gaji tinggi TGUPP, PKL Tanah Abang yang sebabkan kemacetan, dan lain-lain. Sayangnya, petisi tersebut tidak akan memiliki dampak apapun.
Namun, yang menarik itu jawaban Anies menanggapi petisi ini. Dia mempersilahkan kepada siapapun untuk mengkritiknya.
“Saya enggak pernah menangkap orang yang mengkritik saya,” begitu kata Anies.
Anies coba menyindir pemerintah. Tapi kok kena diri sendiri ya? Share on XLoh kok seperti mau menyindir pemerintah yang dikit-dikit tangkap orang ya. Memang Pak Anies yang sebagai Gubernur DKI Jakarta bukan bagian dari pemerintah ya? Hayooo. Hehe.
Tetapi guys, perkataan Anies juga kok rancu ya soal penangkapan ini. Pemprov DKI kan tidak mempunyai wewenang untuk menangkap orang. Apakah Anies bisa menangkap orang dengan memerintahkan Satpol PP? Hmm, mungkin maksud dia melapor ke penegak hukum ya.
Anies juga menambahkan bahwa bila jadi pejabat pemerintah harus siap dicaci maki oleh berbagai pihak. Wow, Anies ternyata berjiwa besar ya sekarang.
Jadi lupa deh kasus yang dulu-dulu. Itu loh yang soal Pak Anies ngambek ke media nasional karena kritik soal bau menyengat Kali Sentiong atau Kali Item, Kemayoran, Jakarta Pusat ketika Asian Games. Enggak inget deh perkataan Pak Anies yang bilang soal reputasi buruk dari media internasional berkat kritik dari media nasional. Upss.
Kalau diperhatikan, Anies sepertinya saat ini sedang senang-senangnya menyindir pemerintah. Dia tampil bak superhero dengan giat berada di lapangan dibandingkan dengan kubu petahana atau pun oposisi. Bahkan, Anies lah yang pertama kali menyebutkan jumlah korban aksi 22 Mei dibandingkan dengan pernyataan resmi pemerintah dan kepolisian.
Dia mengklaim bahwa semua tindakannya tersebut agar bisa menenangkan massa. Tapi, sebenarnya Anies ingin menenangkan massa atau merebut suara massa ya? Eh. Yakin Pak nggak bakal nangkepin orang kalau jadi presiden di 2024? Hayoo. (R47)