Memasuki usia 93 tahun, Selasa (21/2) kemarin, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mengaku masih siap untuk bertarung di Pemilihan Presiden tahun 2018. Presiden yang memerintah dengan tangan besi ini, rencananya akan menggelar pesta untuk merayakan ulang tahunnya tersebut, Sabtu mendatang.
pinterpolitik.com
ZIMBABWE – Pernyataan kesiapannya untuk kembali menjadi penguasa di Zimbabwe ini, dikemukakan Robert Gabriel Mugabe saat wawancara dengan media lokal, Selasa (21/2). Di hari itu, diktator yang telah berkuasa selama 37 tahun ini tengah berulang tahun yang ke 93.
Menurut Mugabe, keinginannya tersebut bukan berasal dari dirinya, tapi dari rakyat Zimbabwe. “Mereka mau saya maju dalam Pemilu, mereka mau saya berada di setiap pemilu. Mayoritas warga merasa tidak ada yang bisa menggantikan saya,” kata Mugabe yang yakin kalau dirinya belum akan meninggal hingga usia seratus tahun.
Selama partai belum memintanya untuk mundur, lanjutnya, ia tidak akan mundur. Tapi bila seruan itu ada, barulah ia akan mundur. “Jika saya merasa sudah tidak sanggup lagi, saya pasti akan mengatakan kepada partai untuk membebastugaskan saya. Tapi saat ini, saya rasa belum,” tegasnya seperti dikutip Sunday Mail, Minggu (19/2).
Sebagai kepala pemerintahan tertua di dunia, kemarin Mugabe menggelar perayaan bersama staf pribadinya di Harare. Sedang pesta besar-besaran baru akan digelar Sabtu (25/2) mendatang, di Taman Nasional Matobo, kota terbesar kedua di Zimbabwe. Acara itu diperkirakan dihadiri ribuan anggota dan pengurus partai pendukungnya, ZANU-PF.
Seperti ulang tahun Mugabe di tahun-tahun sebelumnya, pesta tersebut akan berlimpah makanan enak. Bukan cuma daging kerbau dan impala saja yang dihidangkan, bahkan gajah pun ikut disembelih. Padahal hingga kini, Zimbabwe masih menderita pengangguran skala masif, kas negara nyaris kosong, bidang usaha di negara itu banyak yang tutup, dan kasus kelaparan di sejumlah wilayah.
Mugabe sudah berkuasa sejak Zimbabwe merdeka pada 1980. Namun, kemerosotan ekonomi dalam beberapa tahun belakangan mulai memunculkan penentangan terhadap dirinya. Di luar pujian dan dorongan dari pendukungnya, Mugabe juga kerap mendapat kritikan pedas dari pihak oposisi yang menginginkan perubahan, yaitu Gerakan Oposisi Perubahan Demokratik (MDC).
“Anggaran gila-gilaan dari pesta presiden sebenarnya bisa dipakai untuk mengimpor gandum, sehingga rakyat di Masvingu tidak perlu mengalami kelaparan,” kata Obert Gutu, juru bicara Kelompok MDC yang sejak lima tahun terakhir dikebiri hak politiknya oleh Mugabe, sehingga tak pernah bisa menang di pemilu.
Selama 37 tahun berkuasa, Mugabe dikenal sebagai pemimpin bertangan besi. Dunia Internasional menuduhnya telah melakukan kecurangan di setiap pemilu, mengusir warga dan melakukan pelanggaran HAM. Ia juga yang bertanggung jawab atas penurunan ekonomi di negaranya. Mungkin memang hanya Tuhan saja yang bisa menghentikan dirinya. (Berbagai sumber/R24)