“Seharusnya Golkar sebagai partai besar bisa memberi masukan mana hal-hal yang baik dan yang buruk kepada pemerintah, tidak sekadar mengekor dan asal bapak senang.” ~ Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya, Siti Hediati Soeharto.
PinterPolitik.com
[dropcap]D[/dropcap]ahulu, nama Presiden Soeharto sangat identik lekat dengan Partai Golkar. Kendaraan politik itulah yang selalu sukses membawa Soeharto menduduki kursi RI-1 di setiap Pemilihan Umum berlangsung. Jadi gak bisa dipungkiri, nama Soeharto sangat kuat tertancap sebagai peningkat elektoral partai Golkar. Terus, bagaimana dengan kondisi Golkar saat ini?
Beda dulu, beda sekarang lah ya. Saat ini nama Soeharto udah gak bisa diklaim lagi sebagai milik Golkar. Pasalnya, saat ini penerus trah Soeharto satu-satunya di Golkar, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto) udah lenggang kangkung ke partai besutan Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), Partai Berkarya. Ntaps.
Mungkin cap cusnya Mbak Titiek gegera bete, karena Golkar gagal menjadikan dia Wakil Ketua MPR pasca hasil perubahan UU MD3 tempo lalu. Baperan nih Mbak Titiek. Ya menurut eike sih, siapapun yang diposisi itu pasti KZL juga. Kan kesannya Golkar gak maksimal mendukung kadernya menduduki jabatan strategis.
Sebelumnya pada akhir tahun 2017, Mbak Titiek keok tuh dari Airlangga Hartarto untuk menduduki kursi Ketua Umum Golkar. Nasib yang sama juga dialami Tommy Soeharto pada Munas Golkar 2009. Dia gagal juga tuh memperebutkan kursi Ketum Golkar. Bahkan Tommy gak mendapat suara sama sekali. Kician ya.
Kalau nama Soeharto masih melekat di Golkar, kenapa dua nama itu gak lantas bisa menjabat menjadi Ketua Umum Partai? Artinya, di internal Golkar sendiri nama Soeharto udah gak memiliki pengaruh yang cukup kuat. Jadi kalau sekarang sih, bisa dibilang Golkar gak lagi representasi wajah Soeharto. Lo gue end!
Tapi gak ada rotan, akarpun jadi. Meski baru seumur jagung, tapi Partai Berkarya suatu saat akan menjadi Golkar zaman now. Di mana trah Soeharto akan kembali berjaya dan berkuasa di Indonesia. Nama Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut Soeharto) juga belakangan digosipkan akan ikut joint loh ke Partai Berkarya.
Kalau nama-nama yang lain seperti Bambang Trihatmodjo, Sri Hutami Endang Adiningsih, dan Sigit Harjojudanto ikut gabung, beuh, makin ngeri-ngeri sedap tuh amunisi Partai Berkarya. Siapa tau nanti salah satu dari mereka menjadi the next Soeharto dan memimpin bangsa ini. Orde Baru jilid dua dung?
Tapi eike sangsi loh sama kesuksesan wacana mengangkat nama Soeharto kembali melalui Partai Berkarya, karena ketenaran nama Soeharto sebenernya gak lebih hanya sebuah nama kosong belaka dari sebuah warisan masa lalu. Apa masih relevan di zaman kekinian? Eike rasa gak tuh! Ya seperti yang dikatakan filsuf Desiderius Erasmus (1466-1536): “What is popularly called fame is nothing but an empty name and a legacy from paganism.” (K16)