“Korupsi aja gapapa, rakyat woles kok.”
PinterPolitik.com
[dropcap]J[/dropcap]aksa penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung) menahan mantan Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero), Karen Agustiawan di rumah tahanan Pondok Bambu. Karen ditahan 20 hari ke depan untuk kepentingan penyidikan.
Dia ditahan terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi penyalahgunaan investasi pada Pertamina di Blok Basker Manta Gummy (BMG) Australia pada 2009.
Widih, udah korupsi sembilan tahun lalu baru ketahuan sekarang coy! Mana korupsinya di Pertamina lagi. Weleh-weleh, kebayang enggak sih seberapa banyak uang korupsinya? Wah, seandainya uang itu banyak dan terpendam selama sembilan tahun, enggak kebayang deh udah bisa dipakai beli apa aja. Ckckck.
Menurut kabar yang berseliweran seperti lalat di tong sampah yang isinya makanan busuk, Karen terlibat kasus investasi Pertamina dengan melakukan akuisisi berupa pembelian sebagian aset milik ROC Oil Company Ltd di blok BMG Australia, yang merugikan negara sebesar US$ 26 juta.
Ayo bayangin deh jika kalian dapat uang sebanyak itu. Kira-kira uangnya mau dibuat beli apa? Share on X Jangan bilang kalau kalian berminat mau beli KPK ya cuy! Upps, wkwkwk. KPK nggak bisa dibeli loh, tapi yang lain bisa, eh!
Tapi cuy ada yang aneh nih sama kasusnya Karen yang juga guru besar di Harvard University, Boston, Amerika Serikat ini. Kok ditahannya sama Kejagung ya bukan sama KPK? Apa mungkin Karen alergi sama KPK dan LP Sukamiskin-nya? Mungkin lapangan tenis di Kejagung lebih bagus kali ya dibanding lapangan tenisnya KPK, jadi Karen minta diurus sama Kejagung deh bukan KPK. Cihuyyy.
Jadi gimana menurut kalian, apa mungkin BBM harganya semahal ini disebabkan dari dampak kasus korupsinya Karen? Atau BBM mahal karena Jokowi aja yang enggak ngerti gimana caranya sejahtrakan rakyat? Jokowi ngertinya cuman pakai helm proyek, jaket oranye, terus resmiin proyek jalan dan jembatan deh. Wkwkwk. (G35)