pinterpolitik.com – Senin, 9 Januari 2017.
MEULABOH – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat 19.289 jiwa warga Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh terkena dampak banjir susulan yang menerjang 11 kecamatan daerah itu. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Aceh Barat Iraidi Yus, di Meulaboh, Minggu mengatakan banjir dilaporkan terus meluas sehingga ribuan warga terpaksa dievakuasi, akan tetapi enggan untuk mengungsi.
“Yang terparah saat ini banjir sudah mengepung Kecamatan Kaway XVI. Kami terus memantau perkembangan ekses banjir yang masih terjadi di Kecamatan Pante Cereumen juga karena dari sini semua awal banjir meluas ke hilir,” sebutnya.
Hingga hari keempat banjir mengepung daerah itu, setidaknya telah merendam 11 dari 12 kecamatan, meliputi 74 desa sehingga terdampak terhadap 5.946 kepala keluarga dengan 19.289 jiwa, ketinggian debit air banjir 50-170 centimeter.
Banjir melanda daerah itu akibat tingginya intensitas curah hujan sehingga dua sungai yakni Kreung Woyla dan Krueng Meurebo meluap dan menerjang pemukiman penduduk selama empat hari terakhir.
Iraidi menyampaikan petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) dalam beberapa hari dilanda banjir ini telah siaga satu dan berpencar melakukan pemantauan dan membantu evakuasi warga yang terjebak banjir akibat meluapnya dua sungai.
Banjir yang baru mengepung Kecamatan Kaway XVI, menurut dia merupakan hantaran dari banjir dari kawasan kecamatan wilayah hulu karena ketinggian debit air disana semakin mengecil, namun tidak dapat dipastikan kondisi itu surut atau bertambah.
“Kita belum bisa sampaikan apakah sudah surut atau belum, namun yang pasti banjir hingga siang ini sudah melanda 11 kecamatan. Perkembangannya di wilayah hulu air banjirnya sudah berkurang dan hantarannya menambah ketinggia di sini,” jelasnya.
Dia melakukan pendataan dan membantu evakuasi warga apabila memang ada yang terjebak atau terkurung, namun banjir kali ini walaupun besar belum ada warga yang mengungsi besar-besaran.
Warga lebih memilih bertahan di rumah dan mencari tempat tinggal sementara yang aman di dataran lebih tinggi, sementara persoalan bantuan logistik untuk bahan makanan merupakan ranahnya instansi teknis lainnya.
Sementara itu tokoh masyarakat Kecamatan Woyla Timur, Nasir melaporkan di kawasan mereka telah rata direndam air banjir dengan ketinggian hingga 100 centimeter sehingga membuat aktivitas warga lumpuh.
“Banjir kami sudah beberapa hari, tapi belum mengungsi. Hanya yang perlu kami ingin laporkan lewar media bahwa semua tanaman padi di daerah kami sudah rusak, padahal baru ditanam beberapa hari lalu,” kata Nasir yang juga mantan Mukim Krueng Bhee itu.
BPBD Aceh Barat mencatat banjir telah mengepung 11 kecamatan yakni, Kecamatan Johan Pahlawan terdiri dari dua desa 862 kepala keluarga (KK) dan 2.909 jiwa, Kecamatan Mereubo terdiri dari dua desa, 250 KK dan 1.070 jiwa, Kecamatan Sungai Mas hanya dua desa dengan 80 KK dan 180 jiwa.
Kemudian Kecamatan Woyla Timur 15 desa, 464 KK dengan 1.533 jiwa, Kecamatan Woyla Barat 17 desa, 1.211 KK dengan 3.824 jiwa, Kecamatan Woyla Induk 3 desa, 38 KK dengan 85 jiwa, Kecamatan Arongan Lambalek 4 desa, 778 KK dengan 2.765 jiwa.
Kecamatan Samatiga 8 desa, 497 KK dengan 1.806 jiwa, Kecamatan Bubon 4 desa, 119 KK dengan 457 jiwa, Kecamatan Pante Ceureumen 7 desa, 675 KK dengan 1.844 jiwa dan terakhir Kecamatan Kaway XVI 10 desa, 966 jiwa dengan 2.816 jiwa.
Hanya satu kecamatan lagi yang belum kena yakni Kecamatan Panton Reu, dimana kawasan itu merupakan daerah pegunungan, namun beberapa warga melaporkan sejumlah rumah juga digenangi air banjir sejak Kamis, (5/1) dan sebagian sudah surut.
Sementara itu banjir juga hingga siang ini masih memutuskan akses transportasi darat lintas Nagan Raya-Aceh Barat Daya, Aceh. Di kawasan Lamie dan Kecamatan Darul Makmur, antrian kendaraan jalan lintas provinsi itu tidak bisa elakan.
Sementara dari Kabupaten Aceh Jaya, banjir juga masih terjadi di beberapa kecamatan dan badan jalan lintas Meulaboh-Calang (Aceh Jaya), namun hingga siang ini dilaporkan mulai berkurang dan air banjir sudah lancar mengalir terbuang ke muara. (antara/A11)