HomeCelotehBamsoet Si Raja Pantun

Bamsoet Si Raja Pantun

“Banyak bunga di taman cuma satu kupetik. Banyak anak perawan cuma Adik yang cantik,” Rhoma Irama, Pantun Cinta


Pinterpolitik.com

Bernyanyi berdendang sambil gembira, tanda hati sedang berduka cita. Jika berkuasa janganlah lupa, karena rakyatlah kita dipercaya.

Itu adalah salah satu pantun yang diucapkan oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo di acara pelantikan presiden dan presiden beberapa waktu lalu. Beberapa orang mungkin akan bingung ya mendengar Pak Bamsoet di hari itu, ini pelantikan apa acara lenong ya?

Untung aja ya gak ada yang menyahut pantunnya Pak Bamsoet ini dengan kata-kata semacam “cakep” atau “masak aer biar mateng.” Ckckck.

Bamsoet Si Raja Pantun Share on X

Sepanjang acara yang disakralkan oleh Pak Bamsoet dan pejabat-pejabat itu, tercatat ada lima pantun yang terlontar dari sang Ketua MPR. Lumayan juga ya jumlahnya untuk acara yang disakralkan itu. Kalau dengar kebanyakan pantun seperti itu, kita tuh suka bertanya-tanya siapa sih yang menginspirasi? Tifatul Sembiring? Jarjit di kartun Upin Ipin? Atau pramugari maspakai yang itu?

Nah banyaknya pantun ini sepertinya berkontribusi juga ke bertambah lamanya durasi acara pelantikan itu. Untuk sebuah acara yang sebenarnya hanya pelantikan saja, acara itu memang tergolong lama juga sih, apalagi banyak yang sudah menunggu sejak pukul 14.00 eh ternyata acaranya malah mundur.

Yang membuatnya cukup unik adalah, di hari spesial itu, cukup banyak tamu kenegaraan yang tergolong elite. Sosok-sosok elite seperti Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei, sampai Raja Mswati III dari Eswatini.

Nah, apakah tamu-tamu elite itu mengerti dan terhibur dengan pantun-pantunnya Pak Bamsoet? Mungkin gak sih mereka menyahuti pantunnya Pak Bamsoet dengan kata “cakep”?

Gak ada yang tahu pasti ya. Tapi yang jelas, banyak pengamat di televisi yang menyayangkan di keseluruhan acara yang disakralkan itu, minim sekali penunjukan diri Indonesia sebagai kekuatan global. Padahal, di acara itu ada kepala-kepala negara dan pemerintahan dari berbagai negara.

Betul juga sih, momen itu kan momen yang cukup penting ya, para pemimpin itu mungkin aja berharap mendengar sesuatu yang besar dari Indonesia saat dilantik. Sayangnya, dari pidato Pak Jokowi dan keseluruhan acara, hal besar seperti itu oleh beberapa pengamat dianggap masih belum tergambar.

Alih-alih mendengar hal seperti itu, para pemimpin negara itu justru malah disuguhi rangkaian acara yang lama dan pantun Pak Bamsoet.

Ya, semoga aja sebenarnya  baik Pak Bamsoet maupun Pak Jokowi sudah menyiapkan sesuatu yang besar buat dipamerkan nanti ke mata dunia ya. Semoga aja bukan sekadar pantun, tapi sesuatu yang bisa memukau banyak orang. (H33)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Membaca Siapa “Musuh” Jokowi

Dari radikalisme hingga anarko sindikalisme, terlihat bahwa ada banyak paham yang dianggap masyarakat sebagai ancaman bagi pemerintah. Bagi sejumlah pihak, label itu bisa saja...

Untuk Apa Civil Society Watch?

Ade Armando dan kawan-kawan mengumumkan berdirinya kelompok bertajuk Civil Society Watch. Munculnya kelompok ini jadi bahan pembicaraan netizen karena berpotensi jadi ancaman demokrasi. Pinterpolitik Masyarakat sipil...

Tanda Tanya Sikap Gerindra Soal Perkosaan

Kasus perkosaan yang melibatkan anak anggota DPRD Bekasi asal Gerindra membuat geram masyarakat. Gerindra, yang namanya belakangan diseret netizen seharusnya bisa bersikap lebih baik...