“Kebahagiaan manusia dibentuk dari keyakinannya. Apa yang ia yakini, itulah dia.” – Vyasa, Bhagavad Gita.
PinterPolitik.com
Siapa sih yang nggak mau bahagia?
Bagi banyak orang, kebahagiaan merupakan tujuan tertinggi dalam kehidupan manusia.
Makanya banyak orang yang hidupnya sudah kaya raya dan terkenal, tapi mereka malah mengakhiri hidup mereka sendiri. Mungkin jawabannya karena hidup mereka tidak bahagia.
Tapi kebahagiaan itu bersifat subjektif juga loh. Kebahagiaan aku dan kamu belum tentu sama. Kalau kebahagiaanku adalah hidup bersama denganmu, bisa jadi kebahagiaanmu adalah hidup bersama dengan dia. Eh, malah curhat deh. Hehehe.
Kira-kira kalau Indonesia beneran punya Menteri Kebahagiaan, apakah itu akan semakin meningkatkan kebahagiaan rakyatnya atau hanya akan menjadi menteri yang gabut ya?
Apalagi di Indonesia ini banyak banget generasi galaunya. Jadi, berapa menteri kebahagiaan yang diperlukan untuk membuat seluruh masyarakat Indonesia bahagia? Satu aja mana cukup, bos. Hehehe.
Soalnya beberapa hari lalu Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo alias Bamsoet, sempat kasih usulan agar Jokowi mengangkat menteri jenis baru, yaitu Menteri Kebahagiaan dan Menteri Toleransi. Hehehe.
Munkinkah ini akan menjadi sebuah kementerian yang akan membuat para jomblo bisa kembali bahagia? Atau ini cuma kode Bamsoet agar diangkat jadi menteri kebahagiaan? Upss.
Katanya sih Bamsoet baru-baru ini abis dari Uni Emirat Arab (UEA), terus dia kasih usul supaya Indonesia niru UEA yang punya Kementerian Kebahagiaan. Cie. Yang sekalian pamer abis jalan-jalan ngeliat menara Burj Khalifa. Hehehe.
Lagian Bamsoet lucu juga ya bandinginnya kok sama UEA sih. UEA itu aja adalah salah satu negara penghasil minyak terbesar selain Arab Saudi dan Iran. Tempat tinggalnya para raja minyak kok dibandingin sama Indonesia sih.
Udah gitu, perekonomian UEA sendiri juga merupakan yang terbesar kedua di Timur Tengah, setelah Arab Saudi. Bahkan, pariwisata UEA sudah jadi destinasi internasional loh.
Harusnya Bamsoet tuh kasih usul ke Jokowi agar Pak Jokowi fokus perbaiki perekonomian Indonesia dan sumber daya manusia (SDM)-nya. Soalnya ada yang bilang kan kalau Jokowi cuma fokus ke infrastruktur melulu dan melupakan banyak hal lain. Upss.
Nah kalau udah begitu, kemungkinan besar kan kebahagiaan masyarakat di Indonesia akan meningkat dengan sendirinya.
Meskipun memang uang nggak bisa membeli kebahagiaan, tapi ya realistis aja lah, tanpa uang manusia juga susah untuk bahagia. Pada setuju nggak? Hehehe. (R50)