“Anda akan dikritik orang ketika melakukan sesuatu. Anda juga akan dikritik ketika tidak melakukan sesuatu. Jadi, lakukan saja apa yang menurut Anda benar.” ~ Eleanor Roosevelt
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]omisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selalu menjadi sasaran serang berbagai pihak yang ‘alergi’ dengan KPK, mungkin adanya KPK itu mengusik kenyamanan pihak tertentu.
Bentuk agresinya itu bisa saja dimulai dari pembangunan narasi pelemahan sampai pembubaran lembaga anti rasuah.
Apakah KPK gentar mendapat tekanan dan serangan? Tentu, KPK telah terlatih untuk tetap berdiri dengan kepala tegak dan tak khawatir dalam menegakkan kebenaran yang sejati.
Tapi kalau mau mencari tahu, para politikus lah yang biasanya khawatir dengan tingkah KPK. Apalagi sadap menyadap sudah diizinkan. Jadi bagi politikus yang suka ‘bermain’ aneh – aneh, wajib hukumnya hati – hati.
‘Mata elang’ sedang mengintai, tapi kalau politikusnya ga macem-macem sih santai aja, weleeeeh weleeeeh.
Alerginya politikus terhadap KPK tentu beralasan, entah dari menutupi sesuatu yang belum diketahui publik tentang kekayaan, atau bisa juga sedang terlibat dalam berbagai proyek korup, weleeeeh weleeeeh.
Bicara tentang politikus yang menjadi sasaran KPK, saat itu Setya Novanto sebagai Ketua DPR terlihat sangat alergi dengan KPK, karenanya ia selalu menghindar dan menghilang. Tapi akhirnya, ia berhasil dipenjara karena kasus korupsi KTP-el.
Jadi, pasca pergantian Ketua DPR ke Bambang Soesatyo (Bamsoet), KPK pun menyarankan agar Bamsoet tidak sama alerginya dengan mereka. Tapi kok Bamsoet kayaknya ikut-ikutan alergi juga ya? Jangan-jangan alergi itu menular dari Setya Novanto?
Memangnya Bamsoet terjerat kasus ya? Kok bisa sih lolos jadi Ketua DPR?
Etttt sabar, sabar, terlibat kasus korupsi sih engga kayaknya dan rekam jejaknya juga mulus-mulus aja. Tapi, Bamsoet itu alergi untuk memperbarui Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) setelah dilantik jadi Ketua DPR.
Karena katanya, saat menjabat di posisi yang baru, seluruh politikus harus kembali memperbarui LHKPN. Nah, Bamsoet belum memperbaruinya juga tuh. Alergi ya? Emang apa sih yang dikhawatirkan Bamsoet, sampe dia alergi memperbarui LHKPN gitu?
Kalau berprasangka baik sih, bukannya ga mau, tapi Bamsoet konon masih harus ngitungin lagi hartanya – yang katanya – mencapai Rp 62 miliar lebih itu. Jadi KPK harus sabar ya, kan siapa tahu alerginya bisa sembuh, weleeeeh weleeeh. (Z19)