HomeDuniaAwal Tahun Baru, 35 Orang Tewas di Turki Akibat Penembakan Brutal

Awal Tahun Baru, 35 Orang Tewas di Turki Akibat Penembakan Brutal

pinterpolitik.comSelasa, 3 Januari 2017.

Memasuki tahun 2017, Turki disuguhkan peristiwa yang menyedihkan. Pasalnya, sekitar satu jam setelah melalui titik pergantian tahun, terdapat serangan bersenjata yang terekam di sebuah klub malam di kota Istanbul. Dari kejadian tersebut 39 orang tewas dan puluhan korban lainnya mengalami cedera.

Aksi tersebut dilakukan oleh pelaku tunggal, saat seorang pria bersenjata mengenakan kostum Santa Claus dengan senapan otomatis jenis Kalashnikov. Awalnya pelaku menembak seorang polisi dan satu warga sipil di dalam klub malam itu, dan langsung masuk ke dalam klub menembak dengan cara membabi buta, menurut aparat dan seorang warga sipil.

Sumber : Google
Gubernur Provinsi Istanbul, Vasip Şahin.

“Setelah (pelaku) berada di dalam, ia menembak ke arah mana saja, dan tanpa ampun membunuh warga tak bersalah yang datang hanya untuk merayakan Tahun Baru,” kata Gubernur Provinsi Istanbul, Vasip Şahin, dikutip dari koran Amerika Serikat, Sabtu (31/12) waktu AS.

Sebanyak 16 orang warga asing menjadi korban dalam daftar tewas, dan hingga kini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa tersebut, pelaku masih bebas berkeliaran. Vasip Sahin menyebutnya sebagai “aksi teror”.

Reina, nama lokasi yang menjadi tempat penembakan itu, merupakan salah satu tempat terpopuler bagi penduduk setempat dan pelancong luar negeri. Ketika serangan terjadi, sekitar 600 orang memadati klub yang menghadap Selat Bosporus tersebut.

Beberapa pengunjung dan masyarakat yang panik bahkan dilaporkan menceburkan diri ke laut yang tengah terpapar udara dingin, namun mereka berhasil diselamatkan oleh polisi. Beberapa hari sebelum penembakan berlangsung, Nashir Media Foundation, yang diketahui mendukung ISIS, menyiarkan tiga pesan yang menyerukan agar para penyerang soliter di Barat mengubah musim liburan menjadi hari-hari penuh “kengerian dan darah”.

Serangan ini merupakan salah satu yang mengguncang Turki pada awal 2017, setelah sebelumnya terjadi kudeta pemerintahan dan serangkaian pemboman mematikan di Istanbul dan Ankara. Beberapa insiden diduga dilakukan oleh kelompok ekstremis ISIS dan gerilyawan Kurdi. Kala itu, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menegaskan bahwa aksi penembakan itu bersifat provokatif.

“Kami tahu (aksi penembakan) ini hanya sebuah provokasi yang diarahkan untuk meruntuhkan proses normalisasi hubungan antara Turki dengan Rusia,” ujar Erdogan. “Tapi, pemerintah Rusia dan Turki takkan terpancing provokasi sedemikian”. Tahun ini sendiri, Turki telah mengalami beberapa serangan fatal yang terjadi di sejumlah tempat.

Pada 10 Desember, serangan bom ganda menggetarkan stadion sepak bola di Istanbul dan menewaskan 44 orang. Kelompok bersenjata dari suku Kurdi mengaku bertanggung jawab terhadap serangan tersebut.

Sementara, pada pertengahan tahun, tepatnya 20 Agustus, bom mengacaukan sebuah pesta pernikahan di Gaziantep. Dalam serangan yang menewaskan setidaknya 30 orang, IS dicurigai menjadi otak serangan.

Mundur lebih ke belakang pada 28 Juni, bandar udara Ataturk di Istanbul menjadi lokasi penembakan dan peledakan yang menewaskan 41 orang. Insiden itu diduga dilancarkan oleh ISIS. Pada 13 Maret, milisi Kurdi meledakkan sebuah mobil di Ankara dan menewaskan 37 orang. Sebulan sebelumnya, pada 17 Februari, 28 orang terbunuh dalam sebuah serangan yang membidik iring-iringan tentara di Ankara. (VIVAnews.com/A11)

spot_imgspot_img

#Trending Article

Segitiga Besi Megawati

Relasi Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri kini memasuki babak baru menyusul wacana pertemuan dua tokoh tersebut.

Prabowo & Hybrid Meritocracy Letnan-Mayor

Promosi Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Pangkogabwilhan I di rotasi perdana jenderal angkatan bersenjata era Presiden Prabowo Subianto kiranya mengindikasikan pendekatan baru dalam relasi kekuasaan dan militer serta dinamika yang mengiringinya, termasuk aspek politik. Mengapa demikian?

The Real Influence of Didit Hediprasetyo?

Putra Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, memiliki influence tersendiri dalam dinamika politik. Mengapa Didit bisa memiliki peran penting?

Keok Pilkada, PKS Harus Waspada? 

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi salah satu partai yang paling tidak diuntungkan usai Pemilu 2024 dan Pilkada 2024. Mungkinkah hal ini jadi bahaya bagi PKS dalam waktu mendatang?

Prabowo and The Nation of Conglomerates

Dengarkan artikel ini: Sugianto Kusuma atau Aguan kini jadi salah satu sosok konglomerat yang disorot, utamanya pasca Menteri Tata Ruang dan Agraria Nusron Wahid mengungkapkan...

Megawati and The Queen’s Gambit

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mungkin akan dielu-elukan karena dinilai brilian dengan menunjuk Pramono Anung sebagai calon gubernur dibandingkan opsi Ahok atau Anies Baswedan, sekaligus mengalahkan endorse Joko Widodo di Jakarta. Namun, probabilitas deal tertentu di belakangnya turut mengemuka sehingga Megawati dan PDIP bisa menang mudah. Benarkah demikian?

Gibran Wants to Break Free?

Di tengah dinamika politik pasca-Pilkada 2024, seorang wapres disebut ingin punya “kebebasan”. Mengapa Gibran Rakabuming wants to break free?

Ada Operasi Intelijen Kekacauan Korea Selatan? 

Polemik politik Korea Selatan (Korsel) yang menyeret Presiden Yoon Suk Yeol jadi perhatian dunia. Mungkinkah ada peran operasi intelijen dalam kekacauan kemarin? 

More Stories

UMKM Motor Ekonomi Dunia

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara berkembang seperti Indonesia...

Jembatan Udara Untuk Papua

PinterPolitik.com JAKARTA - Pemerintah akan memanfaatkan program jembatan udara untuk menjalankan rencana semen satu harga yang dikehendaki Presiden Joko Widodo. Menurut Kepala Pusat Penelitian dan...

Kekerasan Hantui Dunia Pendidikan

PinterPolitik.com Diklat, pada umumnya dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan dan pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian serta etika kepada anggota baru. Namun kali ini, lagi-lagi Diklat disalahgunakan, disalahfungsikan, hingga...