HomeCelotehApakah DPR Butuh Lampu?

Apakah DPR Butuh Lampu?

Menurut Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), tahun 2017 adalah tahun tergelap bagi DPR RI. Waduh, DPR butuh lampu?


PinterPolitik.com

“Kami menyimpulkan, perjalanan DPR setahun ini dengan ungkapan 2017: Tahun Gelap DPR.” ~ I Made Leo Wiratma, Direktur Formappi

[dropcap]A[/dropcap]wan gelap yang belakangan ini menyelimuti langit Jakarta, ternyata mempengaruhi suasana gedung DPR RI. Suasananya nyaris suram, seperti rumah yang aliran listriknya dicabut sama PLN. Benar-benar gelap, begitulah kata Formappi mengenai kinerja para anggota Dewan Terhormat yang bercokol di gedung itu.

Gimana enggak gelap, dari hitungan kinerja para anggota Dewan ini hanya menyelesaikan 11,5 persen target kerjanya saja. Itu kalau dilihat dari produk legislasinya. Belum lagi dengan 10 pelanggaran kode etik yang terjadi sepanjang tahun ini. Belum lagi banyaknya jumlah anggota Dewan yang mangkir di setiap rapat.

Walau udah dari pertengahan tahun Formappi mengingatkan kalau kinerjanya suram, tapi kok para anggota Dewan Terhormat itu enggak cari solusi ya? Oh, mungkin karena mereka pikir nyinyirin atau ngomentarin kebijakan presiden serta pemerintah lebih gampang, daripada mikirin undang-undang.

Selain itu, anggota Dewan sekarang kan kuping dan wajahnya udah tebal semua kulitnya. Jadi peringatan Formappi untuk segera beli lampu atau minimal lilin, biar hasil kinerjanya enggak gelap-gelap amat, cuma dianggap angin sepoi-sepoi doang. Yang penting gaji bulanan dan tunjangan-tunjangan tetap masuk ke kantong, ngapai mesti pusing?

Baca juga :  PinterPolitik Sidang DPR Simulation (PEDES) #2

Gara-gara sibuk menuhin pundi-pundi pribadinya, mereka jadi enggak peduli kalau terkena kasus korupsi. Sebut saja kasus KTP Elektronik yang tak hanya melibatkan sang ketuanya, Setya Novanto, tapi juga beberapa anggota DPR lain. Jangan takut sama KPK, dipaksa revisi aja undang-undangnya, kalau perlu tutup pakai Pansus Hak Angket. Emang deh DPR periode ini, luar biasa!

Bagi orang-orang yang peduli semacam Formappi, sepertinya ulah anggota Dewan yang seharusnya terhormat ini, perlu dibenahi, disadarkan, kalau perlu dikasih sanksi. Tapi bagi orang awam di luar gedung Senayan, mereka hanyalah parasit pencari uang dan kekuasaan. Tak lebih dan tak kurang.

Apatis pada akhirnya adalah sikap terbaik daripada sakit hati, melihat pejabat negeri ini hanya memikirkan dirinya sendiri. Jadi biarkan saja gedung itu gelap untuk saat ini, semoga di 2019 nanti, akan ada sedikit cahaya yang menyinari.  (R24)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Informasi Bias, Pilpres Membosankan

Jelang kampanye, pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oposisi cenderung kurang bervarisi. Benarkah oposisi kekurangan bahan serangan? PinterPolitik.com Jelang dimulainya masa kampanye Pemilihan Presiden 2019 yang akan dimulai tanggal...

Galang Avengers, Jokowi Lawan Thanos

Di pertemuan World Economic Forum, Jokowi mengibaratkan krisis global layaknya serangan Thanos di film Avengers: Infinity Wars. Mampukah ASEAN menjadi Avengers? PinterPolitik.com Pidato Presiden Joko Widodo...

Jokowi Rebut Millenial Influencer

Besarnya jumlah pemilih millenial di Pilpres 2019, diantisipasi Jokowi tak hanya melalui citra pemimpin muda, tapi juga pendekatan ke tokoh-tokoh muda berpengaruh. PinterPolitik.com Lawatan Presiden Joko...