Site icon PinterPolitik.com

Apa Salah Gerakan #2019GantiPresiden?

Gerakan #2019GantiPresiden. (Foto: Istimewa)

“Kita harus belajar untuk hidup bersama sebagai saudara atau kita akan binasa bersama-sama sebagai orang bodoh.” ~Martin Luther King


PinterPolitik.com

[dropcap]R[/dropcap]ibut-ribut soal aksi #2019GantiPresiden sungguh membuat dada ini berdebar. Sebegitu gawatkah demokrasi negeri ini? Rakyat saling ribut berargumen tentang siapa yang akan memimpin, di samping itu ada para elite politik yang dengan riang gembira menunggangi gerakan rakyat demi bisa melenggang dengan nikmatnya ke gerbang istana.

Kalian yang saling adu urat sadar nggak sih? Daripada menghabiskan energi untuk memusuhi saudaramu sendiri, kenapa tenaganya nggak dipakai untuk menyemangati para atlet kita yang sedang berjuang mengharumkan nama bangsa di pesta olahraga Asian Games? Lebih berfaedah dan menyenangkan bukan? Hehehe.

Peristiwa paling hot soal gerakan ini terjadi di Pekanbaru dan Surabaya. Di dua kota tersebut, deklarasi #2019GantiPresiden ditolak beberapa massa dan menimbulkan keributan yang tentu tidak nyaman dan mengusik kedamaian.

Apa salahnya gerakan #2019GantiPresiden? Apa benarnya aksi #Jokowi2Periode? Siapa yang hendak berlaga di pilpres? Siapa yang adu jotos? Share on X

Gerakan ini pertama kali dicetuskan oleh politisi PKS Mardani Ali Sera sebagai balasan dari munculnya #2019TetapJokowi. Menurut politisi PKS ini, penolakan gerakan #2019GantiPresiden di berbagai daerah merupakan sebuah bukti kekalahan negara terhadap preman. Bahkan Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Roaside mengindikasikan bahwa pihak Kepolisian Republik Indonesia sudah tidak netral.

Wah, masa iya sih? Apa jangan-jangan petahana udah mulai bergidik ya melihat masifnya gerakan ini? Aduh… duh… duh… tapi nggak bisa dipungkiri sih, kalau kemunculan aksi #2019GantiPresiden ini memang membagi masyarakat menjadi dua kubu, kubu yang pro dan yang kontra.

Kelompok yang pro memandang aksi ini sebagai ekspresi kebebasan berpendapat. Sedangkan kubu yang kontra melihat adanya upaya kampanye terselubung, padahal waktu kampanye belum dimulai. Ada pula yang berpikiran kalau aksi tersebut merupakan usaha makar untuk mengubah sistem pemerintahan.

Kalau dibilang kampanye terselubung apa kabar dengan pendukung #JokowiDuaPerode dong? Hayoo siapa yang bisa jawab? Atau lebih baik pendukung oposisi terang-terangan mengganti nama aksinya menjadi #2019GantiPrabowo atau #2019GiliranPrabowo? Setidaknya nggak akan ada isu makar lagi dong?

Intinya ya, berbeda pilihan itu wajar, asal jangan saling provokasi dan malah menumbuhkan benih kebencian. Adu argumen saja, tidak perlu pakai istilah memerangi. Yang diperangi cukup teroris dan korupsi saja. Hehe. (E36)

Exit mobile version