Sekelompok pemuda Karang Taruna di daerah Riao ingin mengadakan proyek pembuatan gapura warga. Gapura tersebut adalah simbol bersihnya Riao dari maling, copet, dan jambret.
PinterPolitik.com
Setahun lamanya, distrik Riao begitu resah dengan banyaknya maling yang masuk ke rumah dan jambret yang mencelakakan di jalan. Keresahan warga sudah sampai di titik nadir, manakala total kerugian warga mencapai 2,3 juta rupiah.
Pemuda Karang Taruna setempat melihat masalah ini. Segera, mereka mengumpulkan hansip untuk membentuk komisi anti maling. Mereka memilih turun tangan ketimbang urung angan.
Setahun kemudian, Distrik Riao sukses menurunkan angka maling, copet, dan jambret secara signifikan. Sebagian yang tertangkap sudah dihakimi massa kemudian jera. Sebagian pulang ke kampungnya yang tak sampai di pandangan mata.
Pembangunan gapura anti maling kemudian dicanangkan oleh Ketua Karang Taruna, Si Yusup. Gapura tersebut jadi dalam seminggu saja, berkat kegigihan para pekerjanya. Cepat dibangun, cepat runtuh. Hanya seminggu setelahnya, si gapura ambruk, anggaran awalnya disunat.
Si Yusup bersama kawan-kawannya ternyata menggerogoti iuran warga ini, masuk kantung jeans mereka. Sekarang giliran mereka yang dihakimi warga.
Anti Maling Maling Club.
18 Orang Jadi Tersangka Korupsi Proyek Tugu Antikorupsi Riau https://t.co/3uOSEUpvhI
— Koran Tempo (@korantempo) November 8, 2017
Sementara, nan jauh di pusat kekuasaan, semangat yang sama digelorakan oleh para mantan aktivis. Mereka yang kini berdasi itu masih setia meneriakkan semangat antikorupsi. Semangat melawan rezim yang menghisap kekayaan rakyat.
Namun, bagai anjing menyalak tiada menggigit, mereka diam saja ketika kawannya korupsi. Dalam nama citra partai dan diri, mereka bungkam seribu bahasa. Ngeles banyak cincong kalau didatangi wartawan. Entah, untuk siapa mereka berteriak selama ini?
Di Riau, ketika bersih-bersih korupsi jadi perayaan KPK, 18 orang politisi nihilis mengambil untung. Kenapa nihilis? Karena bagi mereka tak ada yang lebih penting dari jabatan dan menang tender. Hati nuraninya nihil.
Tinggal tunggu saja tugu itu runtuh dengan sendirinya. Semen dan kawat yang menopang pun akan kecewa dengan pembuatnya. Pemenangnya diatur, dokumennya dipalsukan, pasti banyak vulus masuk kantung jas mereka.
Sekarang, giliran mereka yang akan dihakimi warga. Warga Riau dan Indonesia.
Anti Korupsi Korupsi Club. (R17)