“Jika mereka bertanya padaku apakah aku menyesal, jawabanku adalah tidak. Berhasil ataupun gagal, aku bangga hidup di atas keputusan yang kubuat sendiri.”
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]ulang malu, tak pulang rindu. Weleeeeh weleeeh, seperti rindu mendalam seorang pemuda yang sedang merantau saja.
Hal ini juga yang dialami oleh Rizieq Shihab yang menahan rindu tapi tak ada daya untuk kembali pulang ke kampung halaman.
Lagi dan lagi, Rizieq Shihab gagal menginjakkan kakinya di Indonesia, entah apa gerangan yang dipertimbangkan. Ini merupakan kegagalan yang kesekian kalinya, hmmm dan loyalisnya tetap menyambut gembira, Luaaaarrrrrbiaasssaaa.
Padahal, loyalisnya sudah lelah mempersiapkan penyambutan, namun apalah daya lagi dan lagi dibatalkan. Uhuuuukk, uhuuuk emangnya takut ketemu siapa sih, weleeeeh weleeeeh.
Sudah berapa kali diwacanakan akan pulang ke Indonesia, namun selalu gagal. Bila dipelajari apa yang menjadi hambatannya?
Akhirnya, Rizieq mengutarakan apa yang menjadi kegelisahannya. Rizieq akan pulang ke Indonesia bila dijemput oleh Anies Baswedan. Nah loh, kok Gubernur DKI Jakarta malah dibawa – bawa.
Apakah semua kepala daerah harus menjemput begitu ya kalau ada warganya yang ‘malu’ pulang ke kampung halamannya? Ahhh syudahhhlah. Upppssss apa terkesan manja ya, kan bisa pulang sendiri, weleeeeh weleeeh.
Hmmmm modus ah, ternyata eh ternyata, Rizieq meminta bantuan Anies untuk menjemput dan mengamankan Rizieq dari isu – isu miring. Lah kalau begitu, Anies otomatis ‘mengamankan’ orang yang sudah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) dong.
Waduuuhhh, ternyata permintaan kepada Anies ini tak diindahkan. Anies tak banyak mengeluarkan tanggapan apapun, mungkin dilema kali ya. Maju kena, mundur kena, weleeeeh weleeeh, serba salah ya.
Di sisi lain, Anies punya utang budi dengan Rizieq yang turut membantu pemenangannya pada Pilgub DKI Jakarta, tapi di sisi lainnya Anies khawatir dengan risikonya.
Akhirnya, Anies masih bimbang jalan mana yang ia lalui, hayoo jangan mbalelo begitu. Tapi dari tanda – tandanya sih Anies ‘ogah’ untuk ‘mengasuh’, menjemput dan ‘mengamankan’ Rizieq, karena risikonya terlalu besar.
Eleeeeuhhhh eleeeeuhhhh, pantesan Anies dikatain kacang lupa kulitnya. Heuhh! (Z19)