“Mengapa kita menolak reklamasi? Karena memberikan dampak buruk kepada nelayan kita dan memberikan dampak pada pengelolaan lingkungan.” – Anies Baswedan
PinterPolitik.com
Dikirain saat Anies sudah terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta, percekcokan antara dirinya dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga akan berakhir. Namun ternyata tidak juga ya.
Mirip kayak bocah yang ngilangin Tupperware ibunya, terus karena takut dimarahin dia malah nyalahin kakaknya. Bukannya persis begitu ya kondisi Anies dan Ahok belakangan ini?
Anies salahin Ahok. Ahok pun juga nggak mau disalahin. Makanya deh mereka cekcok lagi sekarang.
Soalnya setelah diprotes oleh warga DKI Jakarta karena dia diam-diam menerbitkan IMB Pulau reklamasi, Anies pun menggunakan peraturan yang dulu dibuat Ahok sebagai tameng untuk melawan kritikan masyarakat. Hehehe.
Padahal menurut Ahok seharusnya IMB nggak bisa diterbitkan sebelum ada Peraturan Daerah (Perda). Waduh. Jadi di sini yang sebenernya pro reklamsi itu Anies atau Ahok sih?
Nah, tapi karena Ahok merasa suci dan merasa nggak berdosa tentang Peraturan Gubernur Nomor 206 Tahun 2016 yang dibuatnya, dia pun sindir kalau Anies sengaja terbitin IMB biar rancangan Perda tentang retribusi tambahan 15 persen batal diterbitkan.
Jadi tuh, kalau Perda Reklamasi rancangan Ahok terbit, setiap para pengembang di reklamasi harus membayarkan 15 persen dari penghasilan mereka ke Pemerintah DKI Jakarta. Nah, uang ini nantinya dipakai untuk membangun infrastruktur Kota Jakarta.
Tapi kalau Perda Reklamasi-nya nggak ada, uang retribusi tambahannya dikasih kemana ya? Hehehe.
Lucunya, saat membalas tuduhan Ahok tersebut, Anies pun malah kembali menyalahkan Ahok yang telah menetapkan retribusi tambahan senilai 15 persen.
Menurut Anies, nilai retribusi sebesar 15 persen-lah yang membuat DPRD nggak mau menerbitkan Perda Reklamasi.
Iya sih yang namanya manusia itu pasti nggak mau disalahin. Tapi kalau tiap lagi ada masalah nyalahin orang mulu, kayaknya nggak baik juga deh.
Ternyata benar ya kalau umur itu bukan lah jaminan dari kedewasaan seseorang. Soalnya masih banyak juga tuh orang-orang yang sudah berumur tapi sikapnya masih kekanak-kanakan.
Apalagi saat sedang menghadapi masalah, pasti langsung kelihatan deh yang beneran dewasa mana dan yang mana masih kekanak-kanakan. Setuju nggak?
Kalau gubernurnya terus-menurus salah-salahin orang lain, gimana Kota Jakarta bisa maju ya? Upss. (R50)