“Meski gaji pokok saya gak sesuai sama UMP DKI, kami yang di Jakarta Alhamdulillah mencukupi. Kalau daerah lain kan gak seperti itu. Jadi ini aksi solidaritas kami,” ~ Suriawan, petugas Satpol PP DKI Jakarta.
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]ergantian kepemimpinan di DKI Jakarta ternyata tak begitu berdampak baik bagi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Pasalnya, Satpol PP kini masih memiliki kegelisahan yang kurang lebih sama dengan buruh. Waduh, kalau mirip – mirip sama buruh, apa mungkin Satpol PP minta kenaikan upah?
Hmmm, masih mending kenaikan, upahnya aja di bawah UMP DKI Jakarta. Nah loh, ini sih parah kalau begini, weleeeh weleeeh.
Makanya tak aneh kalau Satpol PP ikut dalam peringatan Hari Buruh Internasional. Tapi, ah masa Satpol PP ikut – ikutan orasi layaknya buruh sih? Kami ingin menuntut upah naik blablabla.
Sebenarnya sih tak hanya momentum Hari Buruh aja, sebelumnya juga Satpol PP DKI Jakarta pernah juga turun ke jalan menuntut kejelasan status kepegawaiannya dan upah yang layak. Tapi sayang sekali tak ada jawaban yang pasti.
Tapi agak gimana gitu ya kalau Satpol PP demonstrasi. Salah sih engga, sah – sah aja. Kan tahu sendiri Satpol PP itu alat Pemerintah yang punya tugas menegakkan hukum, khususnya Peraturan Daerah.
Hmm, kalau alat Pemerintah malah demonstrasi berarti yang salah siapa? Ya bukan Satpol PP-nya lah, tapi Pemerintahnya, kok kesejahteraan di ruang lingkupnya sendiri ga dipikirin, heuhhh.
Huus huusss, Pemerintah DKI Jakarta lagi mikirin nih, ahhh tapi bukan mikirin Satpol PP, Pemprov lagi mikirin marwah Pemerintah mau dibawa kemana. Buktinya aja Kepala Satpol PP DKI sibuk klarifikasi bilang kalau tak ada anggota yang ikut May Day, hadeuuuhh.
Lagian emangnya Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies-Sandi ga punya solusi ya buat Satpol PP, kok sampe ngebiarin nekat demonstrasi gitu. APBD DKI kan gede, masa ga mampu biayai upah Satpol PP sih? Ehmmm.
Kalau Pemprov DKI tetep ga punya perhatian ke Satpol PP, biarin aja, mungkin berasanya itu kalau butuh petugas untuk ngegusur lahan atau penertiban PKL.
Butuh Satpol PP ya? Hmm, datang saat butuhnya aja, weleeeeh weleeh.
Makanya kalau kata Woodrow Wilson, pemimpin itu harus punya telinga yang peka dengan suara orang lain, apalagi tentang kesejahteraan petugasnya sendiri, weleeeh weleeeh. (Z19)