“Consistency: It’s the jewel worth wearing; It’s the anchor worth weighing; It’s the thread worth weaving; It’s a battle worth winning.” ~ Charles Swindoll
PinterPolitik.com
[dropcap]T[/dropcap]anyalah pada rumput yang bergoyang, kata Ebiet. Tentu lirik ini mengartikan bahwa belum ada yang dapat menjawab pertanyaan sehingga rumput yang menjadi sasaran terakhir.
Namun sayangnya, lirik lagu musisi legendaris ini tak bisa dinyanyikan lagi oleh Ebiet, khususnya bila dinyanyikan di Monumen Nasional (Monas). Loh kenapa ya?
Pasalnya, rumput di Monas kini sudah diperbolehkan untuk diinjak-injak, alhasil hancurlah si rumput yang menjadi perumpamaan dalam lirik lagu ini, weleeeeh weleeeeh.
Kepala Unit Pengelolaan Teknis Monas, Munjirin membantah isu bahwa lapangan rumput di Monas rusak akibat terinjak-injak warga yang merayakan Tahun Baru di lokasi tersebut. Munjirin menegaskan, lapangan rumput tidak banyak mengalami kerusakan hampir tidak memerlukan perbaikan.
— IG : @SonoraFM92 (@SonoraFM92) January 2, 2018
Rasanya cukup berandai-andai dalam menyelami filosofi lirik Ebiet. Kali ini bukan rumput sebagai sebuah adagium, tapi dalam potret yang sangat nyata.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kini memperbolehkan warganya untuk menginjak-injak rumput di kawasan Monumen Nasional. Alasannya sih hanya bertumpu pada dua kata saja.
Rumput sebagai bagian dari “garden” atau “park”?
Anies mengatakan bahwa rumput di kawasan Monas itu bukan dalam kategori kebun yang haram diinjak, tapi justru rumput disitu masuk dalam kategori taman alias bebas injak. Hmmm, kalau rusak bagaimana?
Anies pun menjawab dengan singkat, padat dan jelas. “Tanami kembali saja”. Weleeeeh weleeeh
Apakah berkesan menyepelekan? Apakah pertimbangannya sesederhana itu?
Bila kita mengingat sejenak sih memang APBD DKI Jakarta 2018 mumpuni sekali bila hanya menanam rumput di Monas. Memang sih duit APBD DKI kan banyak, apa mau dihamburin terus begitu?
Eh iya lupa, emang punya bakat menghamburkan uang sih ya, weleeeh weleeeh.
Ada tiga hal yang bisa jadi sorotan tentang kebijakan Gubernur DKI yang memperbolehkan warga menginjak rumput.
Bagaimana komitmen kecintaan sang Gubernur pada pemeliharaan alam? Aapakah ini cara Gubernur untuk menghamburkan APBD DKI? Atau apakah ini untuk membuat Ebiet G Ade harus mengganti lirik lagunya? Weleeeh weleeeh (Z19)