Benarkah Anies lebih baik dari Jokowi dalam menyediakan lapangan kerja bagi wong cilik?
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]asa seratus hari Anies-Sandi di Jakarta telah berlalu. Satu kata untuk mereka berdua: “HEBATTT”. Mereka memang hebat dalam menciptakan aneka program yang kerap kali bertabrakan dengan peraturan-peraturan yang sudah ada. Maka nggak mengherankan kalau mereka diberi gelar ‘tukang tabrak aturan’. Lho, lho, aturan kok ditabrak? Ckckckck.
Kebijakan-kebijakan Anies-Sandi bisa dibilang sukses, maksudnya sukses membuat publik geleng-geleng kepala karena saking aneh dan nggak realistis. Nggak percaya?
Coba tengok aksi heroik Anies-Sandi dalam menutup Hotel Alexis. Kala itu, mereka dipuja-puji laksana hero. Hal ini menyebabkan Gubernur sebelumnya dianggap zero. Tapi, denger-denger belakangan ini hotel tersebut telah beroperasi lagi. Lha piye tho?
Selain itu, soal penertiban pe-ka-el dan pejalan kaki di Tanah Abang yang hingga kini belum nemu solusi akhirnya. Barangkali solusinya sedang dalam perjalanan. Mungkin dia sedang asyik bermacet ria. Wkwkwkwk.
Yang paling anyar adalah soal membiarkan becak untuk kembali beroperasi di Ibukota. Katanya ini merupakan salah satu terobosan baru dari Anies-Sandi. Bahkan ada les privat untuk menggenjot becak lho. Wowowo, mantap tap tap.
Sebenarnya alat transportasi tersebut telah lama dilarang untuk beroperasi di Jakarta. Bahkan di zaman Sutiyoso malah ditenggelamkan karena dianggap cuma bikin sesak jalanan aja. Terus kenapa di era Anies-Sandi justru mau diaktifin lagi? Uaneh, seaneh-anehnya. Mikir-mikir deh ampe jungkir balik.
Anies Hidupkan Becak Karena Jokowi Gagal Bangun Lapangan Kerja Untuk Wong Cilik https://t.co/LF3mxj4CDl
— #KartuKuningJokowi (@FawzyHolil) February 3, 2018
Tapi, program Anies-Sandi yang satu ini malah dianggap sebagai terobosan baru untuk membuka lapangan kerja bagi wong cilik. Bahkan ini dianggap sebagai antitesis dari kebijakan Jokowi yang katanya nggak pro wong cilik. Hal ini menurut pendapat Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Puyuono.
Mungkin ada kebijakan Jokowi yang bisa diindikasikan nggak pro wong cilik seperti rencana untuk impor beras padahal bertepatan dengan panen raya. Nah, siapa yang salah nih? Jokowi atau Menteri Pertanian? Atau soal kasus gizi buruk di Asmat, Papua. Apakah ini seratus persen kesalahan Jokowi atau termasuk kesalahan dari Menteri Sosial maupun Menteri Kesehatan?
Lantas bagaimana dengan pengadaan becak di Jakarta. Apakah itu bisa dikatakan Anies lebih baik dari Jokowi? Bukankah itu masih wacana? Terus apakah Indonesia hanya sebatas Jakarta doang? Ededehhh. (K-32)