“Saya nggak tahu, tanya sama yang nyegel.” ~ Luhut Panjaitan
PinterPolitik.com
[dropcap]M[/dropcap]asalah Pulau Reklamasi masih tarik ulur layaknya layangan, antara Menko Kemaritiman Luhut Pandjaitan dengan Gubernur Anies Baswedan. Walaupun Luhut sudah mencabut peraturan penghentian sementara (moratorium) pembangunan Pulau D dan C sejak tahun lalu, namun sepertinya Anies amnesia dengan kebijakan itu.
Jadi tak heran bila Anies, Kamis (7/6) kemarin, membawa ribuan Satpol PP dan dengan gagah berani menghentikan serta menyegel Pulau D dari segala jenis kegiatannya. Bukan itu saja, setelah menyegel ia pun langsung membuat tim pelaksana yang akan mengambil alih pembangunan kedua pulau buatan tersebut.
Hadeuh, urusan reklamasi ini kok kayak layangan singit karena benangnya kusut aja sih. Antara Pemerintah Daerah dan Pusat, jadi kayak main adu kuat dan adu hebat aja yah. Kabarnya sih, Anies nyegel Pulau Reklamasi biar bisa mengklaim kalau dia udah melunasi janji. Tapi apa mentang-mentang berkuasa, jadi bisa seenak-enaknya?
Anies Segel Pulau D Reklamasi, Luhut Enggan Berkomentar https://t.co/my2ElOE2a0 pic.twitter.com/YiYRvCBQjK
— wahyu_kusnadi (@wahyu_kusnadi21) June 7, 2018
Kalau Jokowi yang bersikap kayak gini, pasti deh dibilang pencitraan. Tapi kalau Anies, pasti bakal dibela dengan alasan menjaga amanah, walaupun caranya dengan bikin masalah, ck ck ck. Emang sih, Anies dikenal sebagai tukang tabrak aturan (sebenarnya sih, Ahok juga begitu ya), tapi kalau bisa dilakukan sesuai aturan kenapa enggak?
Apa Anies memang sengaja menantang Luhut? Eh tapi, kok Luhutnya sendiri kayaknya malas ya menanggapi sikap superhero Anies itu? Apa jenderal purnawirawan tersebut sudah angkat tangan dengan permasalahan reklamasi? Hmm, tapi Anies harus hati-hati juga deh, bisa-bisa sikapnya itu jadi bumerang bagi diri sendiri lho.
Bagi Sastrawan Senior Remy Sylado, bahaya itu sesungguhnya bukan datang dari orang yang marah-marah, tapi pada orang yang diam. Penulis buku Selendang Merah Kirmizi ini menilai, orang yang marah dapat diukur hatinya. Berbeda dengan orang yang lebih memilih diam, karena tak mudah ditakar akalnya. Jadi, sikap diam Luhut itu kira-kira karena sudah tak peduli lagi, atau menahan amarah ya? (R24)