“Jadikanlah setiap kritik bahkan penghinaan yang kita terima sebagai jalan untuk memperbaiki diri.” ~ Abdullah Gymnastiar
PinterPolitik.com
[dropcap]W[/dropcap]iji Thukul, seorang aktivis yang lantang mengkritik dengan warna yang keras kini entah berada di mana. Keberanian lidahnya bertutur tak lagi ragu berteriak atas nama kebenaran.
Namun, kini adakah yang mampu memberi kritik berwarna menyala seperti Wiji Thukul?
Mungkin ada, tapi nyalinya akan ciut bila mendengar risiko apa yang akan diterimanya bila terus – menerus mengkritik. Atau lebih parahnya lagi, nyali mengkritik sudah membara tapi isi kritiknya kosong, tak mengerti apa – apa.
Kini kita sedang berada pada persimpangan akan munculnya bahaya laten pembungkaman aspirasi dan kritik terhadap pemerintah atau wakil rakyat sekalipun.
Akan bangkitnya kembali pasal penghinaan Presiden dan sudah disahkannya pasal penghinaan wakil rakyat di UU MD3, habis sudah lidah rakyat kini dibungkam.
Pada intinya sih kalau pemerintah dan wakil rakyat kini berusaha membungkam, pasti ada sesuatu yang disembunyikan. Satu – satunya cara biar pemimpin kebakaran jenggot dan ketakutan adalah menggelar parlemen jalanan.
Upppss, tapi repot juga kalau penguasanya terlalu baper, bisa main tangkep aja hadeuuhhh. Kayaknya penguasa itu harus belajar sama Presiden Jakarta, upppsss, Gubernur Indonesia, woailaaah, maksudnya Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Belum lama ini, fotonya dibakar habis oleh demonstran karena mereka tak mau melihat Anies melompat menjadi Presiden. Nah loh, demonstrasinya galak juga sampe bakar foto Gubernurnya sendiri.
Apalagi parahnya, foto itu dibakarnya di depan anak – anak. Suruh siapa dan ngapain sih anak- anak ikut demo, weleeeh weleeeh.
Makanya kalau jadi pemimpin itu harus tenang menghadapi masalah, contohnya kayak demonstrasi begini. Kalau mau diambil positifnya, yang lagi demonstrasi itu ga mau kehilangan Anies sebagai Gubernur Jakarta. Ciyeee jadi pendukung Anies ya, weleeeh weleeeh.
Jadi pejabat itu jangan takut kritik makanya, separah – parahnya kritik itu kan biar ngasih pencerahan ke pemimpinnya supaya memperbaiki diri.
Tuhkan, makanya Anies jangan dengerin survei, sekarang perbaiki diri dulu, jangan copras capres deh. Jangan sampe kayak Gubernur DKI yang lompat kemaren, bisa jadi prematur nantinya, weleeeh weleeh.
Kelar jabatan Gubernur aja belom, main nyapres aja, hadeuuuhh. (Z19)