HomeCelotehAnies, Cari Cara Curi Perhatian?

Anies, Cari Cara Curi Perhatian?

“Aku sudah sangat lelah menjadi orang baik, letih berbuat baik, tapi apa yang aku dapat? Mereka memanfaatkan aku, dan bersembunyi di balik badanku dan melemparkan semuanya padaku.”


PinterPolitik.com

[dropcap]M[/dropcap]alang nian nasib alat transportasi tradisional becak di DKI Jakarta. Rupanya tak pernah terlihat dan suara kayuhannya pun tak pernah terdengar. Mungkinkah becak kembali terjun di panasnya jalanan Ibukota?

Entahlah, lenyapnya becak diakibatkan oleh adanya Peraturan Daerah (Perda) No 11/1988 tentang pelarangan operasi becak di DKI Jakarta.

Pemerintah ‘alergi’ dengan transportasi tradisional ini? Hmmm, pemerintah mau berpihak kepada rakyat kecil atau siapa sih sebenernya? Weleeeh weleeeeh.

Percaya tak percaya, becak adalah barang yang paling tabah walaupun kemunculannya kerap dianggap sebagai solusi untuk rakyat kecil atau virus yang harus dibasmi. Tapi tergantung juga sih gimana?

Tergantung siapa? Ya tergantung siapa pemimpin Jakarta. Tapi becak itu sudah ada sejak lama, bahkan sejak 1936. Becak terus dikayuh tapi tak tahu sebenernya nasibnya untung atau buntung.

Misalnya, di tahun 1990 aja becak sudah dilarang beroperasi sampai hari ini. Tapi kalau dilihat lagi nih, berhubung pengoperasian becak itu berasal dari kebijakan politik, tentu penyelesaiannya pun harus secara politik.

Kebetulan nih, dalam momentum politik yang hangat kaya ini hal apapun bisa dijadikan komoditas politik. Termasuk, pada becak sekalipun.

Katanya Gubernur Anies mau kembalikan becak ke Ibukota? Nah, coba dilihat dulu ini serius atau engga? Atau cari sensasi aja?

Becak udah biasa kayaknya dijadikan alat jualan dalam kontestasi politik. Emang bisa? Bisa dong, kan biar keliatan sederhana gitu. Weleeeeh weleeeh.

Woailaaaaah, segitunya biar keliatan ndeso. Yang alami aja sih, wadeeeezzzzzigggg. Siapa tokoh yang katanya paling sederhana dimuka bumi ini? ggggrrrrrrr. Tahu kan? Weleeeeh weleeeh.

Tapi ya namanya juga politik, becak sebagai komoditas politik itu seperti dua mata pisau. Bisa dimanfaatkan, bisa juga jadi alat serang. Tergantung posisinya di mana.

Baca juga :  Anies & Tom: Political ‘Boys Love’?

Hmmm, tapi apa salah dan dosa becak? Kan kasian kalau harapan ada becak lagi, otomatis para pemilik becak akan bersiap lagi mengayuh.

Gubernur Anies itu mau perhatian dengan para tukang becak atau cari sensasi? Berasa kayak artis aja cari sensasi, weleeeeh weleeeeh. (Z19)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Wali Kota Depok ‘Biduan Lampu Merah’

"Kualitas humor tertinggi itu kalau mampu mengejek diri sendiri. Cocok juga ditonton politisi. Belajar becermin untuk melihat diri sendiri yang asli, " - Butet...

DPR Terpilih ‘Puasa Bicara’

“Uang tidak pernah bisa bicara; tapi uang bisa bersumpah,” – Bob Dylan PinterPolitik.com Wakil rakyat, pemegang amanah rakyat, ehmmm, identitas yang disematkan begitu mulia karena menjadi...

Ridwan Kamil Jiplak Jurus Jokowi

“Untuk melakukan hal yang buruk, Anda harus menjadi politisi yang baik,” – Karl Kraus PinterPolitik.com Pemindahan Ibukota masih tergolong diskursus yang mentah karena masih banyak faktor...