Site icon PinterPolitik.com

Ani, Malang Nian Nasibmu

Miryam S Haryani (Foto: Kumparan)

“Nasib memang diperjuangkan, tapi kalau dengan kebohongan sampai kapanpun akan menjadi kemalangan.”


PinterPolitik.com

[dropcap]S[/dropcap]ilahkan saja jika mau mengaku sebagai orang paling jujur di dunia, tapi faktanya, tidak ada satupun manusia di muka bumi ini yang tidak pernah berbohong.

Namun, jika banyak orang beranggapan bahwa laki-laki itu pembohong, apakah itu berarti perempuan bukan pembohong? Tentu saja tidak. Ini hanya masalah siapa yang lebih sering ketahuan saja.

Makanya andai cerita fiksi Pinokio itu benar adanya. Kita bisa melihat jelas siapa saja yang berbohong. Jadi cewek dan cowok tak usah saling menuding tinggal lihat aja siapa yang hidungnya bertambah panjang.

Tapi inget ya yang panjang hidungnya. Bedakan antara hidung panjang dengan hidung mancung.

Kalau buat yang punya hidung mancung siap – siap dituduh bohong, tapi kalau buat hidung pesek pasti mendapatkan keberkahan dari kebohongannya. Hidungnya bisa mancung hehehe.

Andai saja dongeng Pinokio itu benar terjadi. Pasti orang jujur makin banyak, orang korupsi habis. Di dunia ini semua jujur dan penjara jadi kosong melomponh, hahaha, tapi mustahil juga sih kayanya.

Mirisnya, sifat buruk Pinokio ini sudah menjangkit orang yang berprestasi. Semisal Ani yang mendapat rekor Muri karena dedikasinya melakukan kampanye khusus perempuan saja. Jarang-jarang loh orang dapet penghargaan kaya gitu.

Tapi, ya mau gimana lagi. Ani udah terlanjur bohong di depan Pengadilan.

Malang nian nasibmu. Prestasinya dihancurkan karena kebohongannya sendiri. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Kebohongan Ani ini juga yang membuatnya harus pindah tempat tinggal ke hotel prodeo. Weleeeh weleeeh kasian juga.

Ternyata ga berhenti disitu. Ani juga dikeluarkan dari kelompoknya, padahal si Ani ini yang membangun kelompoknya ini.

Ani tak percaya dengan apa yang diterimanya. Ia tersedu-sedu berjalan pulang dan hendak bertemu kekasihnya. Tak lama dialog diantara mereka pun terjadi.

Rhomi : “Malang nian nasibmu, Ani.”

Ani : “Semua ini kulakukan karena…”

Rhomi : “Karena apa? kau tidak menyintai aku lagi?! Ingin meninggalkanku?”

Ani : “Bukan begitu Rhoma!”

Rhomi : “Atau memang dengan sengaja kau berbohong hendak membuat aku menderita?”

Ani : “Tidak, Rhoma!”

Rhomi : “Cukup Ani!”

Akhirnya percintaan Ani pun ikut hancur dan berakhir pilu seperti kisah – kisahnya yang lain. (Z19)

Exit mobile version