Melonjaknya anggaran APBD DKI Jakarta 2018 dari Rp 71,8 triliun menjadi Rp 77,1 triliun, nasibnya kini ada di tangan Kementerian Dalam Negeri. Biaya-biaya yang menjadi kontroversi masyarakat, kemungkinan akan binasa di tangan Tjahjo Kumolo.
PinterPolitik.com
“Pembahasan masih jalan, ini belum selesai. Jadi makin banyak yang melihat makin baik.” ~ Anies Baswedan.
[dropcap]N[/dropcap]gurus perguruan persilatan, emang enak-enak susah. Enaknya, punya kekuasaan mengatur ini itu, dihormati banyak orang, dan gajinya lumayan besar. Tapi susahnya, kalau yang direncanain dan dikerjain ga bener, maka bakal jadi bulan-bulanan sumpah serapah jutaan orang seperguruan.
Itulah yang tengah dirasakan Bang Guru Anies dan Pendekar Bangau di bulan kedua kepemimpinan mereka. Belum juga sembuh lecet-lecet di kaki, gara-gara harus pakai sepatu pantofel kemana-mana, keduanya udah harus begadang melototin angka-angka buat uang belanja perguruan setahun ke depan.
Ada banyak hal yang kudu dipikirin, selain total anggaran sabun mandi, sikat gigi, biaya listrik dan air. Mereka juga harus memperhatikan biaya benerin kolam ikan di depan perguruan yang airnya udah mulai bau, karena salurannya mampet bertahun-tahun.
Belum lagi, para Dewan Pengawas yang minta jatah lebih, buat jalan-jalan ke kampung sebelah. Baik Bang Guru Anies dan Pendekar Bangau merasa dilematis, mereka pingin supaya para pengawas bisa kompak dan ngga ngambek ama mereka. Tapi di sisi lain, kadang keinginan mereka kesannya suka mengada-ngada.
APBD Jakarta 2018 dibuat Bancakan.??? Kemendagri Sindir Pedas @aniesbaswedan & @sandiuno Politik Balas Jasa ??? pic.twitter.com/fkyaeQhBfP
— Rizma ? (@RizmaWidiono) November 24, 2017
Keduanya tentu belajar dari kasus ketua pengurus sebelumnya, Pendekar Nemo yang dulu ogah nurutin semua kemauan aneh para Pengawas. Tapi akhirnya, ia malah diboikot rame-rame dan dimusuhin sampe keubun-ubun. Pokoknya, apa yang direncanain Pendekar Nemo pasti ditolak, titik!
Wah, Bang Guru Anies dan Pendekar Bangau ngeri dong kalau sampai digituin juga. Jadi apapun yang mereka minta, ya udahlah, kasih aja. Akibatnya, jumlah anggarannya pun jadi membengkak. Namun begitu, Bang Guru Anies tau kalau rencana anggaran yang dibuatnya pasti akan di audit ulang sama Dewan Pengurus Perguruan.
Jadi, pas rencana anggarannya dibilang bakal banyak coretan sama salah satu anggota dewan pengurus, ia menanggapinya santai-santai aja. “Makin banyak yang pelototin makin bagus,” gitu katanya. Walau pasti kebat-kebit juga, karena anggaran untuk honor tim pemikir dan tukang gotongnya juga masuk dalam daftar yang akan dicorat-coret.
Tapi begitulah Bang Guru Anies, seperti juga julukan yang diterimanya, di momen segenting apapun, pada masalah yang paling enggak tahu sekalipun pun, ia tetap harus bisa menyusun kata-kata bijak. Meski kadang, kata-kata yang keluar membuat orang bingung dan gagal paham, tapi setidaknya, Bang Guru berusaha menguasai keadaan. (R24)