HomeFokus BUMNAndalkan Iuran Wajib, Jasa Raharja Incar Laba Rp 1,62 Triliun

Andalkan Iuran Wajib, Jasa Raharja Incar Laba Rp 1,62 Triliun

Kecil Besar

PT Jasa Raharja (Persero) menargetkan laba bersih Rp 1,62 triliun pada tahun 2020, atau tumbuh 4,25 persen year on year (yoy)  dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,55 triliun. Perusahaan pelat merah bidang asuransi sosial ini masih mengandalkan iuran wajib dari sektor angkutan umum dan para pemilik kendaraan sebagai sumber dana utama perseroan.


PinterPolitik.com 

Direktur Utama Jasa Raharja, Budi Rahardjo Slamet menyatakan, guna menopang laba itu, perusahaan akan meningkatkan pendapatan yang dihimpun dari masyarakat, khususnya dari sektor angkutan umum, baik darat, laut dan udara, serta para pemilik kendaraan.

Dalam rencana bisnis, Budi menargetkan bisa mencatatkan pendapatan sebesar Rp 6,73 triliun. Nilai itu tumbuh 5,82 persen yoy dibandingkan 2019 senilai Rp 6,36 triliun.

“Pendapatan Jasa Raharja dihimpun dari beberapa kanal. Pertama, iuran wajib yang berasal dari angkutan umum darat maupun laut. Serta sumbangan wajib dana kesejahteraan dari pemilik kendaraan bermotor yang melakukan daftar ulang ke kantor Samsat. Dan terakhir, hasil investasi,” ujar Budi di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Selasa (10/3).

Tentang target pendapatan tahun ini, menurut Budi pihaknya optimis terpenuhi, kendati pihaknya menyadari kondisi ekonomi saat ini tengah melesu.

Untuk itu Jasa Raharja juga akan menekan biaya operasional, serta melakukan efisiensi di perusahaan. Selain itu, Jasa Raharja juga akan mengandalkan proses digitalisasi guna memangkas berbagai biaya. “Jasa Raharja, khususnya di 2020 sudah menggunakan IT sudah relatif baik. Sehingga kami bisa mengurangi berbagai biaya,” tandasnya. (R58)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  BUMN Join Danantara, “Erick Tersingkir”?
spot_imgspot_img

#Trending Article

Prabowo Lost in Translation

Komunikasi pemerintahan Prabowo dinilai kacau dan amburadul. Baik Prabowo maupun para pembantunya dianggap tak cermat dalam melemparkan tanggapan dan jawaban atas isu tertentu kepada publik, sehingga gampang dipelintir dan dijadikan bahan kritik.

2029 Anies Fade Away atau Menyala?

Ekspektasi terhadap Anies Baswedan tampak masih eksis, terlebih dalam konteks respons, telaah, dan positioning kebijakan pemerintah. Respons dan manuver Anies pun bukan tidak mungkin menjadi kepingan yang akan membentuk skenario menuju pencalonannya di Pilpres 2029.

The Pig Head in Tempo

Teror kepala babi dan bangkai tikus jadi bentuk ancaman kepada kerja-kerja jurnalisme. Sebagai pilar ke-4 demokrasi, sudah selayaknya jurnalisme beroperasi dalam kondisi yang bebas dari tekanan.

PDIP Terpaksa “Tunduk” Kepada Jokowi?

PDIP melalui Puan Maharani dan Joko Widodo (Jokowi) tampak menunjukan relasi yang baik-baik saja setelah bertemu di agenda Ramadan Partai NasDem kemarin (21/3). Intrik elite PDIP seperti Deddy Sitorus, dengan Jokowi sebelumnya seolah seperti drama semata saat berkaca pada manuver PDIP yang diharapkan menjadi penyeimbang pemerintah tetapi justru bersikap sebaliknya. Lalu, kemana sebenarnya arah politik PDIP? Apakah akhirnya secara tak langsung PDIP akan “tunduk” kepada Jokowi?

The Irreplaceable Luhut B. Pandjaitan? 

Di era kepresidenan Joko Widodo (Jokowi), Luhut Binsar Pandjaitan terlihat jadi orang yang diandalkan untuk jadi komunikator setiap kali ada isu genting. Mungkinkah Presiden Prabowo Subianto juga memerlukan sosok seperti Luhut? 

The Danger Lies in Sri Mulyani?

IHSG anjlok. Sementara APBN defisit hingga Rp31 triliun di awal tahun.

Deddy Corbuzier: the Villain?

Stafsus Kemhan Deddy Corbuzier kembali tuai kontroversi dengan video soal polemik revisi UU TNI. Pertanyaannya kemudian: mengapa Deddy?

Sejauh Mana “Kesucian” Ahok?

Pasca spill memiliki catatan bobrok Pertamina dan dipanggil Kejaksaan Agung untuk bersaksi, “kesucian” Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok seolah diuji. Utamanya, terkait pertaruhan apakah dirinya justru seharusnya bertanggung jawab atas skandal dan kasus rasuah perusahaan plat merah tempat di mana dirinya menjadi Komisasis Utama dahulu.

More Stories

Erick Thohir Pastikan 4,7 Juta Masker Telah Didistribusikan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan 4,7 juta masker yang diproduksi oleh perusahaan pelat merah, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) telah...

BUMN akan Bangun RS Darurat Corona di Daerah

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memerintahkan jajarannya untuk membangun Rumah Sakit Darurat Corona di sejumlah daerah di Indonesia. Hal itu untuk mengantisipasi lonjakan...

BUMN Back Up Sepenuhnya RS Darurat Covid-19

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN),  Erick Thohir  menjamin RS Darurat Penangan Covid-19 siap beroperasi  pada Senin (23/3). BUMN sepenuhnya siap back up kebutuhan...