Kasus pemecatan dr. Terawan yang dilakukan IDI, membuat sejumlah politikus rame-rame bersuara.
PinterPolitik.com
“Dokter hanya bisa menolong orang yang tertembak atau terluka. Tapi politisi dapat mencegah seseorang mengalami luka.” ~ Malala Yousafzai
[dropcap]S[/dropcap]ehebat-hebatnya politikus, dia butuh dokter yang hebat juga. Bayangkan, hanya dokter saja yang bisa mengutak-atik tubuh seorang presiden tanpa dikenai hukuman. Kalau memang dokternya bilang buka mulut, emangnya presiden yang jadi pasien bisa melawan? Kalau dokter mau belek kepalanya, emangnya ada yang berani larang?
Makanya enggak heran kalau urusan pecat-pecatan yang dilakukan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) jadi begitu viral, gimana enggak, dr. Terawan yang dipecat itu, pasiennya politikus papan atas semua. Bahkan Mahfud MD yang biasanya bijak aja, sampai-sampai ikut bersuara membela itu dokter. Warbyasaaah!
Saking ramenya politikus yang bersuara, urusan yang harusnya berada di lingkup kedokteran dan etikanya ini, jadi merembet ke ranah politik. Gini nih, enaknya jadi dokter yang pernah nanganin pasien-pasien berkuasa. Mau dia beretika atau enggak, selama para politikus ini merasa terbantu, ya bakal didukunglah. Weew.
Saya bukan dokter. Mungkin saja pemecatan dokter Terawan oleh IDI benar. Tetapi saya dan isteri pernah betobat kpd dr. Terawan dan hasilnya terasa baik. Mudah2an semua berakhir baik.
— Mahfud MD (@mohmahfudmd) April 3, 2018
Mengherankan juga sih, mengapa para politikus ini kayaknya begitu keukeuh dan keki banget sama IDI. Yakin banget kalau dr. Terawan itu enggak patut untuk dipecat. Emangnya masalahnya itu dari urusan cuci otaknya ya? Walaupun pasien merasa terbantu, kalau IDI bilang itu membahayakan, gimana? Masa iya sih, IDI mecat hanya gara-gara cemburu sama kesuksesan dia doang? Masa iya sampai segitunya?
Di sisi lain, angkat topi juga sih kalau emang bener dr. Terawan bisa membantu pasien-pasiennya sembuh, berkat cuci otaknya itu. Jangan-jangan, gara-gara kecuci otaknya itu juga mereka jadi begitu gigih membela sang dokter. Widiiih, science fiction banget nih. Bisa engga ya, dokter itu mencuci otak para politikus biar enggak pada korupsi?
Alangkah indahnya, kalau ada metode cuci otak yang mampu membersihkan otak koruptor jadi bertobat dan enggak korup lagi. Mencuci otak seluruh anggota Parlemen dan kepala daerah biar amanah lagi, supaya melayani rakyat lebih baik lagi. Kalau ada dokter yang bisa kayak gitu, maka itu dokter memang patut dibela. Karena setiap politikus pasti membutuhkan dirinya. (R24)