Site icon PinterPolitik.com

Amien – Luhut ‘Spesialis Jarak Jauh’

Amien – Luhut ‘Spesialis Jarak Jauh’

Amien Rais dan Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Istimewa)

“Pertarungan yang hebat adalah dengan pesaing terkuatmu yang memiliki motivasi besar. Ketika kamu menang dengan mudah, itu bukan rasa yang sama.”


PinterPolitik.com

[dropcap]K[/dropcap]ritik yang dilontarkan oleh Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais kepada Presiden Jokowi ternyata dianggap berlebihan dan menuai kritik balasan.

Ahhh syudahlah, keduanya kok malah saling menyerang begini, belum tentu keduanya itu ngasih kritik yang konstruktif. Intinya, kedua tokoh ini perlu belajar jadi politikus yang anti baper, weleeeeh weleeeh.

Awalnya, Amien Rais menyemprot Jokowi persoalan sertifikat tanah yang katanya hanya mengibuli rakyat aja. Wedeeew, memang sih Jokowi tak merespon apa – apa, tapi reaksi justru datang dari Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, bahkan akan mencari dosa – dosa Amien Rais.

Hubungannya apa ya? Dosa Amien Rais sama sertifikat tanah? Entahlah, lagian Amien Rais juga sih bilang Jokowi ngibulin rakyat, ngibulin apa coba? Yang jelas dong kalau mengkritik. Kan kedua tokoh ini udah jadi politikus senior, masa mengkritik aja masih begini. Malu aaah….

Yang satu terlalu berlebihan bilang ngibul – ngibul segala, yang satunya malah mau mencari dosa yang mengkritik, ini negeri apa sih? Ahhhh dagelan terus yang dipertontonkan, weleeeeh weleeeh.

Kadang – kadang, politikus memang harus diajarkan bagaimana jadi politikus yang ga gampang baperan dan santai merespon kritik. Kalau reaksional atau sesumbar begini malah jadi tegang kan, hadeuuuhhh.

Coba deh, masyarakat dapet pelajaran apa coba kalau tontonan para politikus itu beginian? Karena saking keselnya, masyarakat akhirnya menyarankan kedua tokoh ini untuk melakukan debat terbuka aja. Siapkan argumentasi, baru keluarkanlah seni berdebatnya.

Kalau saling serang dari kejauhan begini, apa gunanya coba? Ahhh syudahhhlah, malah bikin gaduh aja kan? Makanya, debat satu – satunya jalan keluar kalau kedua – duanya masih ngotot dengan sikapnya.

Keduanya mau ga ya kalau debat terbuka? Masa jadi politikus sungkan berdebat sih? Apa hanya beraninya kritik dari kejauhan? Jadi politikus spesialis jarak jauh aja mendingan, weleeeeh weleeeh.

Ahhh syudahlah, padahal kalau debat terbuka setidaknya bisa tahu apa yang dimaksud ‘ngibul’ dan apa makna ‘mencari dosa’. (Z19)

Exit mobile version