“Istana yang paling indah adalah keluarga,” – Bunga Citra Lestari, Harta Berharga
PinterPolitik.com
Siapa yang menunggu-nunggu Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa ke Istana Negara? Para pecinta sosok yang ingin dipanggil BTP ini mungkin banyak yang berharap agar yang bersangkutan bisa menjadi presiden atau wapres.
Selain itu, Pak Ahok juga mungkin didamba-damba agar bisa dipanggil Presiden Jokowi ke Istana beberapa waktu lalu agar bisa menjadi menteri. Soalnya, di mata banyak penggemarnya, kinerja Pak Ahok ini dianggap brilian, sehingga harus bisa dimanfaatkan untuk jabatan sekelas presiden, wapres, atau setidak-tidaknya menteri.
Nah, ternyata Pak Ahok akhirnya ke Istana juga. Sayangnya, Pak Ahok ini gak Istana bukan untuk menjadi orang nomor satu di sana atau bahkan jadi menteri. Kedatangan mantan Gubernur DKI Jakarta ini sebenarnya lebih terkait dengan jabatannya di Pertamina. Pas hadir di Istana, Pak Ahok juga sebenarnya datang bersama Dirut Pertamina Nicke Widyawati.
Jadi, kalau kata Pak Jokowi, kedatangan Pak Ahok ke Istana itu banyak membicarakan isu minyak dan gas (migas) hingga pembangunan kilang. Secara spesifik, Pak Jokowi ingin agar impor migas bisa diturunkan.
Oh, jadi itu toh maksud kedatangan Pak Ahok ke Istana, kirain bakal bisa ikut duduk juga di lingkaran Pak Jokowi. Ternyata ada tugas khusus dari sang presiden toh.
Nah, pertanyaannya, apakah Pak Ahok bakalan bisa menjalankan hal tersebut? Kalau pertanyaan ini ditanyakan langsung ke beliau, mungkin aja jawabannya bakal sangat minimalis. Loh kok bisa?
Soalnya, sepertinya Pak Ahok lagi sangat meminimalisasi sekali pernyataannya di publik kalau menyangkut Pertamina. Mantan kader Partai Gerindra ini selau menyebut kalau Bu Nicke selaku Dirut lebih punya wewenang terkait dengan hal ini.
Hmmm, iya sih, mungkin secara alur kerja, Bu Nicke lebih punya wewenang untuk menyampaikan itu ke depan publik. Tapi, apakah langkah Pak Ahok yang lebih menahan diri untuk berbicara ke publik ini, terkait dengan reputasinya beberapa waktu yang lalu? Apakah Pak Ahok merasa harus menahan diri karena sering dipersoalkan karena pernyataannya di depan publik?
Ya, gak tahu juga sih. Tapi, sebagai komut, sebenarnya Pak Ahok bukannya sama sekali gak punya otoritas di perusahaan. Jadi ya, kalau dibilang punya kekuatan, beliau ini ya juga punya kekuatan.
Kita tunggu aja deh, kiprah Pak Ahok dengan tugas barunya Pak Jokowi. Kalau sukses kan, siapa tahu Pak Ahok bakal ke Istana lagi, tapi bukan untuk urusan Pertamina. (H33)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.