“Pada intinya, Perindo berjuang bersama pemerintah dan partai politik lainnya untuk membangun bangsa Indonesia lebih makmur dan sejahtera.” ~ Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo.
PinterPolitik.com
[dropcap]S[/dropcap]atu kunci sederhana kesuksesan dalam berkampanye disetiap kesempatan Pemilu, apalagi kalau bukan menangkan hati rakyat kecil. Seribu satu cara akan dilakukan Partai demi bisa dicitrakan sebagai Partainya wong cilik. Begitulah kira-kira pencitraan yang sedang dilakukan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Ketua Umum Perindo, Hary Tanoesoedibjo (HT) menegaskan bahwa partainya hadir bukan untuk meramaikan peta politik nasional. Perindo secara khusus hadir untuk memberdayakan masyarakat yang ekonominya lemah, menciptakan lapangan kerja, memperkuat dan menjadikan mereka produktif sehingga bisa membangun bangsa secara bersama-sama. Tsadeest.
Kira-kira, ada gak ya rakyat kecil yang kepincut dengan jargon klise kayak gini? Ada lah, buanyak malah, hahaha. Orang Indonesia emang gitu, di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung. Selama janji itu terasa realistis, maka akan ada saja masyarakat yang berbondong-bondong mencintai Perindo. Toh udah ada pendahulunya, Partai PDI-P yang sukses menggunakan racikan yang sama. Hmmm.
HT memang termasuk salah satu pengusaha Indonesia yang sukses membangun kerajaan bisnisnya. Seandainya kita berhusnuzon ya, siapa tau pengalamannya sebagai pengusaha dapat diterapkan untuk mewujudkan janji-janjinya itu pada rakyat kecil. Sehingga nanti disetiap kantin sekolah, gerobak makanan, dan warung klontong, semuanya akan dihiasi atribut UMKM Perindo. Ajib dah.
Perih-perih deh tuh mata ngeliat di mana-mana iklan Perindo, buahahaha. Ya gak apa juga sih, kan demi kebaikan rakyat kecil. Pembeli pun juga suka kok kalau beli makanan di gerobak mie ayam yang bersih yang ala-ala Perindo itu. Begitu pula dengan penjual yang merasa senang karena merasa terfasilitasi. Ya moga aja, bakso mie gerobak Perindo lebih enak, gurih gurih nyoi gitu.
Bete-nya tuh ya, kalau udah kelar Pemilu, terus Perindo melupakan apa yang udah dijanjikannya. Aduh, kalau kata Cita Citata, ‘Sakitnya tuh di sini’. Ya gimana gak sakit, abis manis sepah di buang. Emangnya rakyat kecil itu bisa diperlakukan kayak permainan Yo-Yo apa! Ditarik lalu dilempar, terus begitu setiap mau Pemilu. Gak lagi deh, tobat eike percaya sama akal bulus rayuan gombal model gini. (K16)