“Strength does not come from winning. Your struggles develop your strengths. When you go through hardships and decide not to surrender, that is strength.” – Arnold Schwarzenegger
PinterPolitik.com
Karhutla…
Sinetron yang season-nya gak kelar-kelar. Ada aja kejadiannya, tapi konfliknya ya itu-itu mulu. Kalo gak karena polemik perusahaan minta lahan ya kelalaian manusia negara kode +62.
Konsumennya pun berasal dari daerah yang sama terus. Kasihan mereka sudah rugi sakit pula.
Namun, di tengah derita masyarakat itu, beberapa anggota pemerintahan justru seperti meminta masyarakat untuk pasrah, macem Pak Moeldoko yang melalui cuitannya pada 13 September 2019 bersabda bahwasanya :
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala musibah datangnya dari Allah SWT dan diperuntukkan untuk hambaNya yang Ia percayai dengan porsiNya masing-masing. Musibah bisa datang kapan saja, kepada siapa saja, dan dimana saja. pic.twitter.com/gf3zXonsKd
Hal ini diperparah dengan kalimat lanjutannya. Moeldoko menyatakan bahwa rakyat Sumatera dan Kalimantan sebaiknya ikhlas dan berdoa kepada Tuhan. Karena musibah ini pun datangnya dari Tuhan.
Kritik negatif pun muncul menyusul pernyataan ini. Beberapa menyatakan penyataan Moeldoko cenderung menyalahkan urusan langit atas musibah yang menimpa Sumatera dan Kalimantan. Langit kok disalahin.
Sensitivitas bapak kita satu ini jadinya bisa dipertanyakan, mengingat korban ISPA telah berjatuhan di dua pulau tersebut. Belum lagi, tekanan internasional dari Malaysia dan Singapura supaya Indonesia segera menamatkan “sinetron-nya” yang sudah berlarut-larut ini.
Sebenarnya, pernyataan Moeldoko selaku Kepala Staf Kepresidenan Indonesia ini kontradiktif dengan pendekatan Jokowi dalam menangani karhutla. Pakdhe berpendapat bahwa pemerintahannya telah lalai membiarkan “sinetron” ini terus “tayang”.
Pakdhe juga berpendapat seharusnya laporan tidak perlu berlebihan namun ringkas untuk meningkatkan efisiensi. Selain itu, Pak Jokowi juga tidak menyalahkan langit dan menganggap karhutla ini karena kesengajaan yang terorganisir. Jadine Pakdhe ki lebih sigap dan realistis dibanding cs-nya.
Toh, dalam kitab suci pun sudah tercatat kalau Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak berusaha. Ini dari kitab suci loh ini, bukan saya.
Jadi bukan berarti ada bencana terus menyatakan itu semua datang dari langit terus pasrah aja gitu. Ya gimana masalah mau selesai coba. Saya aja yang rakyat jelata ngerti. Hadeuh.
Dibanding mengajarkan untuk pasrah ya pak, gimana kalo coba menguatkan peran pemerintah dan membentuk persepsi publik untuk sama-sama mengusahakan penanganan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Bukankah seperti yang Pak Jokowi selalu bilang : Kerja, kerja, kerja! (M52)
► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik
Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.